CHINA, iNewsBanten- Menurut dakwaan Departemen Kehakiman Amerika Serikat, warga AS itu menyembunyikan dokumen-dokumen rahasia yang dicuri dari majikannya di dalam kode biner sebuah foto digital matahari terbit, yang kemudian dikirimkan Zheng melalui email kepada dirinya sendiri.
Kementerian Luar Negeri China mengatakan pemerintah Amerika Serikat (AS) AS telah melakukan "pencurian dunia maya" berskala besar terhadap Jepang dan negara-negara lain di Asia.
China mendesak Washington untuk menghentikan pengerahan "pasukan dunia maya" di seluruh dunia.
Berbicara pada Kamis (10/8/2023), kementerian tersebut mengatakan militer dan badan intelijen AS telah membangun kemampuan peretasan di negara-negara sekutu dengan kedok kerja sama pembangunan kemampuan atau kapasitas. Namun sebaliknya, menggunakan kehadiran itu untuk menyusup ke sistem dunia maya negara-negara ini.
“Washington telah melakukan pencurian dunia maya berskala besar, sistematis, dan membabi buta terhadap negara-negara lain di dunia,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning, dikutip RT.
Dia menambahkan bahwa Pentagon berusaha menggunakan tetangga Beijing sebagai "batu loncatan untuk serangan dunia maya pemerintah AS terhadap China tanpa sepengetahuan mereka."
Juru bicara tersebut kemudian mengutip publikasi WikiLeaks 2015 berdasarkan dokumen intelijen yang bocor, yang mengungkapkan bahwa Badan Keamanan Nasional AS (NSA) telah menargetkan 35 individu dan entitas Jepang, termasuk pejabat senior pemerintah dan perusahaan besar seperti Mitsubishi. Gangguan itu kontroversial, dengan Wakil Presiden Joe Biden kemudian dipaksa untuk meminta maaf kepada pejabat di Tokyo.
Pernyataan kementerian tersebut mengikuti sebuah laporan di Washington Post awal pekan ini, yang menuduh militer China meretas “jaringan pertahanan sensitif” Jepang pada musim gugur 2020. Sebelumnya tidak dilaporkan, cerita tersebut bergantung pada beberapa mantan pejabat AS yang tidak disebutkan namanya, yang menggambarkan dugaan serangan dunia maya sebagai "salah satu peretasan paling merusak" dalam sejarah Jepang.
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Hirokazu Matsuno, menolak berkomentar ketika ditekan mengenai masalah tersebut awal pekan ini.
“Kami belum mengonfirmasi fakta bahwa informasi keamanan telah bocor karena serangan dunia maya,” terangnya.
Dia menambahkan bahwa keamanan dunia maya adalah fokus utama kerja sama AS-Jepang, mencatat bahwa pekerjaan akan terus berlanjut.
Meskipun Beijing belum menanggapi tuduhan tersebut secara langsung, namun komentar yang diterbitkan oleh kantor berita Global Times yang terkait dengan negara China menggambarkan tuduhan terbaru sebagai "drama sandiwara lain yang diatur oleh AS."
Komentara itu menyarankan "tujuan sebenarnya" cerita itu adalah untuk mencoreng citra China, memicu ketegangan regional, dan merusak hubungan dengan Jepang.
Pada April lalu, pemerintah China menerbitkan tinjauan atas dugaan serangan dunia maya pemerintah AS, mengklaim bahwa badan intelijen Amerika telah "mengganggu, memecah belah, dan menekan vendor keamanan dunia maya asing" selama bertahun-tahun.
Laporan tersebut menguraikan beberapa insiden peretasan besar, termasuk serangan pada 2010 terhadap fasilitas nuklir Iran menggunakan virus Stuxnet yang dikembangkan AS dan Israel, dan juga menunjuk pada program pengawasan pengumpulan massal Washington di bawah NSA.
Sumber:
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait