PANDEGLANG, iNewsBanten - Ribuan jamaah hadiri acara haul Abuya KH. Bustomi ke 20, bertempat di majlis ta'lim pondok pesantren Al - Hidayah Cisantri Pandeglang Banten, majlis yang begitu besar pun tidak kuasa menampung jamaah, karena yang datang begitu banyak, sehingga membludak keluar, lahan parkir pun yang biasa di isi kendaraan berubah menjadi tempat duduk para jamaah, bukan hanya tempat itu saja melainkan tempat di sekitaran acara juga penuh dinpadati para jamaah yang hadir, seakan tidak ada tempat celah yang kosong di sekitaran majlis ta'lim, semua penuh terisi oleh jamaah yang hadir, Selasa (14/05/2024).
Didalam acara tersebut selain alumni yang hadir juga jamaah lainya dari semua penjuru yang ada di Pandeglang dan sekitarnya, selain itu hadir pula penceramah kondang dari Jakarta KH. Aminudin Arsyad, juga KH. Jamaludin sebagai dari keluarga acara, juga para pejabat setempat diantara Bupati Pandeglang Irna Narulita beserta suaminya Dimyati Natakusumah dan pejabat lainnya.
Acara berjalan lancar dan istimewa luar biasa, jamaah yang hadirpun datang tepat waktu pukul 09.00 WIB yang sudah ditentukan oleh panitia acara, baik dari yang dekat maupun yang sangat jauh, para panitia acara nyapun juga biasa melayani para tamu undangan dengan begitu baik, walau jumlahnya yang hadir ribuan orang, namun semua bisa terlayani satu persatu oleh para panitia dengan baik.
Didalam acara KH. Jamaludin yang mewakili keluarga almarhum Abuya KH. Bustomi Cisantri, dirinya menypaikan terimakasih atas kehadiran para jamaah tamu undangan, baik dari dekat maupun yang jauh, Alhamdulillah kita bisa hadir dengan tepat waktu yang sudah di tentukan paniti, sehingga kita bisa hadir di majlis ta'lim pondok pesantren Al - Hidayah Cisantri dalam acara haul guru kita Yeng ke 20 tahun, kami sekeluarga almarhum Abuya KH Bustomi mohon dimaafkan apabila ada kekurangan, baik dari penyambutan maupun dari segi jamuanya, karena kami manusia biasa tidak luput dari lupa dan dosa.
Masih KH, Jamaludin, menurutnya," kita tidak terasa ternyata ditinggalkan guru sudah 20 tahun, Abuya KH. Bustomi disaat hidupnya cerita kepada saya, saat dirinya menimba ilmu itu tidak mudah karena orang susah, sehingga ada beberapa puluh guru yang ia gurui, bukan hanya kiyai tapi guru silat dan kejagoanpun ia gurui, dirinya pernah berjalan tanpa tujuan karena belajar ini itu tidak masuk di hati, namun dirinya tidak putus asa terus menimba ilmu di beberapa tempat dan beberapa guru, sehingga berhasil menjadi Kiyai besar di Banten.
Masih hal yang sama, saat itu Abuya KH Bustomi mau dijadikan kiyai di wetan oleh gurunya yang disana, namun kiyai dari Banten bersurat kesana bahwa Abuya KH Bustomi harus jadi kiyai di Banten, tarik ulur terus berdiskusi musyawarah para kiyai baik dari Banten maupun kiyai dari Wetan dan akhirnya di setujui bahwa Abuya KH Bustomi boleh menetap untuk jadi Kiyai di Banten.
Tak hanya itu, ilmu Abuya KH Bustomi saat dirinya menimba ilmu itu sudah sakiti, bahkan bukan hanya manusia yang bisa di tundukan, binatang ular yang berbisapun sekalipun oleh dirinya bisa dijinakkan, itulah kesaktian Abuya KH Bustomi, karena dirinya berguru itu dibidang apa saja sudah ia gurui pantas saja dirinya Abuya termasyhur kemana - mana," pungkas KH Jamaludin.
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait