CILEGON, iNewsBanten- AKBP Dr. Martua Raja Taripar Laut Silitonga, S.H., S.I.K., M.Si., resmi menjabat sebagai Kapolres Cilegon. Ia menggantikan AKBP Kemas Indra Natanegara, S.H., S.I.K., M.Si., yang kini menjabat Kapolres Madiun, Polda Jawa Timur. Sebelumnya, Martua Raja menjabat sebagai Kanit 1 Subdit II Dittipidter Bareskrim Polri.
Prosesi pelantikan dan serah terima jabatan (Sertijab) digelar di Aula Polres Cilegon pada Senin siang, 7 Juli 2025.
Dalam acara pisah sambut yang berlangsung di halaman Mapolres, AKBP Martua Raja menyampaikan permohonan doa restu kepada seluruh masyarakat di wilayah hukum Polres Cilegon.
"Saya mohon doa restu agar dapat mengemban amanah ini dengan baik. Terima kasih juga kepada rekan-rekan media, baik online maupun televisi, atas dukungannya," ujarnya.
Martua mengatakan telah menyiapkan berbagai program kerja ke depan, termasuk program prioritas dan strategi menghadapi dinamika investasi di Kota Cilegon."Kami akan menyisir kawasan industri di wilayah hukum Polres Cilegon dan menyiapkan berbagai operasi kepolisian lainnya dengan optimal," ungkapnya.I
a juga menegaskan akan melanjutkan inovasi dan tradisi positif yang telah dilakukan oleh Kapolres sebelumnya, demi menjaga kesinambungan kinerja.
Terkait pengamanan Investasi ini, Martua menyatakan pihaknya telah menyiapkan langkah-langkah deteksi dini guna memastikan situasi tetap kondusif, khususnya di tengah arus investasi yang terus meningkat di Cilegon.
"Kami siap bekerja sama dengan semua pihak, termasuk insan pers, untuk menjaga stabilitas," tegasnya.
Martua juga menyampaikan bahwa pengamanan sektor industri akan diperkuat berdasarkan arahan Presiden RI, Kapolri, dan Kapolda Banten.
"Optimalisasi personel sudah kami laksanakan. Pengalaman sebelumnya yang sempat viral di media sosial juga sudah kami evaluasi dan tangani dengan baik. Alhamdulillah, saat ini kondisi masih kondusif," tambahnya.
Sebagai bentuk implementasi instruksi Kapolri, ia akan segera melakukan pendekatan kepada masyarakat sebagai bagian dari strategi pencegahan konflik sosial.
"Kami akan mempelajari karakteristik wilayah dan menyambangi tokoh masyarakat, pengusaha, serta tokoh agama untuk mencegah potensi gesekan dan miskomunikasi," pungkasnya
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait
