SERANG, iNewsBanten - Untuk menjaga kesehatan setiap ibu hamil yang mengalami kondisi keguguran yang tak lengkap, harus diketahui juga penyebabnya jika alami tersebut.
Keguguran tak lengkap sendiri merupakan ketika jaringan janin yang masih tertinggal saat wanita hamil mengalami keguguran. Nah, jaringan janin harus segera dikeluarkan agar tidak membusuk dalam rahim sang ibu.
Penyebabnya secara umum semua keguguran disebabkan oleh masalah genetik acak pada bayi yang sedang berkembang. Namun, banyak penyebab dan faktor risiko lain yang bisa berpengaruh. Contohnya seperti bentuk rahim, amniosentesis, penyakit jantung bawaan, paparan radiasi tingkat, ketidakteraturan hormonal, gangguan sistem kekebalan.
Selain itu, bisa juag dipicu karena terjadinya implantasi sel telur, kondisi leher rahim yang tidak baik, penyakit ginjal, faktor gaya hidup (merokok, minum alkohol, menggunakan obat-obatan), usia, keguguran sebelumnya, penyakit tiroid, hingga adanya penyakit diabetes.
Ketika wanita hamil mengalami keguguran tak lengkap, untuk pengobatannya atau penanganannya sendiri biasanya memerlukan beberapa tindakan seperti menunggu dan memperhatikan apakah tubuh mengeluarkan hasil konsepsi (darah dan jaringan. Melansir Verywell Family,Selasa (11/10/2022), hal ini karena biasanya tubuh secara alami akan mengeluarkan produk konsepsi tanpa masalah. Ini adalah tindakan yang paling tidak invasif dan paling murah. Dengan melakukan tindakan ini, sang ibu dipantau secara hati-hati sebagai pasien rawat jalan.
Selain itu, bisa juga ditangani dengan melakukan prosedur operasi yang disebut dilatasi dan kuretase (D&C). Tindakan kuret biasanya yang paling sering dilakukan untuk mencegah atau menghentikan perdarahan yang hebat. Meski kuret sebagian besar merupakan prosedur yang aman, ingat tetap ada risiko potensial yang mungkin saja bisa terjadi pada sang ibu. Mulai dari terjadinya pendarahan, kerusakan serviks, komplikasi anestesi, evakuasi produk konsepsi yang tidak lengkap, infeksi, perforasi rahim, dan jaringan parut atau perlengketan pada dinding rahim, yang dapat mengakibatkan kondisi langka yang disebut sindrom Asherman.
Penanganan yang terakhir, yakni dengan melakukan prosedur operasi yang disebut dilatasi dan kuretase (D&C), dan manajemen medis dengan Cytotec (misoprostol). Cytotec (misoprostol) adalah obat yang bisa diberikan melalui vagina atau mulut. Obat ini menyebabkan rahim berkontraksi dan mengeluarkan jaringan kehamilan. Efek samping yang mungkin terjadi dari tindakan ini seperti diare, mual atau muntah- muntah, dan rasa sakit.
Editor : Mahesa Apriandi