JAKARTA, iNewsBanten - Inilah beberapa tempat ibadah kelenteng tertua di Indonesia menarik untuk diketahui dan dikunjungi saat perayaan Tahun Baru Imlek. Masyarakat Indonesia mengenal tempat ibadah Konghucu sebagai kelenteng.
Tempat ibadah warga Tionghoa tersebut kental dengan nuansa arsitektur China yang megah dan mengesankan. Bahkan, terdapat kelenteng yang didirikan pada masa kerajaan Nusantara dan penjajahan Belanda.
Berikut lima kelenteng tertua di Indonesia yang dirangkum pada Jumat (20/1/2023) :
1. Kelenteng Hian Thian Siang Tee
Kelenteng Hian Thian Siang Tee sering disebut dengan nama Kelenteng Welahan ini berlokasi di Desa/Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara. Kelenteng Welahan merupakan salah satu kelenteng tertua di Indonesia yang diperkirakan berdiri sejak 1600 Masehi dan menyimpan satu-satunya pusaka peninggalan masyarakat Tiongkok berupa Sien Tjiang.
Usia Kelenteng Hian Thian Siang Tee hingga saat ini 430 tahun. Di dalam kelenteng ini terdapat lima dewa, yaitu Kongco Hian Thian Siang Tee, Kwan Tee Kun, Khonghucu, Makco Kwan Im, dan Sang Buddha. Klenteng ini didirikan oleh dua bersaudara, yaitu Tan Siang Hoe dan Tan Siang Djie. Mereka membangun Kelenteng Welahan untuk rasa bentuk terima kasih kepada Tuhan karena dapat menyembuhkan orang. Selain itu, candi juga dibangun untuk meminta perlindungan saat merawat orang.
Hingga saat ini, Kelenteng Hian Thian Siang Tee Welahan masih sering digunakan untuk aktivitas keagamaan dan wisata religi yang tidak hanya dikunjungi warga Tionghoa saja, melainkan masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia.
2. Kelenteng Talang
Kelenteng Talang menjadi salah satu kelenteng tertua di Kota Cirebon yang berdiri sejak 1450 Masehi. Kelenteng ini memiliki keunikan tersendiri dibandingkan eklenteng lainnya di Cirebon, yaitu tidak ada ornamen naga di atas atap serta bangunannya menghadap ke laut. Usia kelenteng ini 573 tahun.
Kelenteng Talang memiliki luas tanah sekitar 400 meter persegi. Bagi pengunjung yang ingin bersinggah ke Kelenteng Talang, mereka dapat masuk melalui gerbang kayu atau pelana dengan atap berbentuk kapal terbalik.
Sesampainya di depan kelenteng, pengunjung langsung melihat pendopo. Kemudian, masuk ke ruangan bagian utama, di mana terdapat patung singa bernama Genta dan Kilin yang terbuat dari batu pasir Arkose. Ada pula ukiran ornamen kuda dengan motif flora dan fauna yang didominasi area hijau dan altar utama sebagai tempat sembahyang.
3. Kelenteng Hok Tek Ceng Sin
Terletak di Jepara, Kelenteng Hok Tek Ceng Sin dibangun sejak 1466 dengan bangunan utama dilengkapi atap pelana yang sangat khas dengan gaya Tionghoa. Bagian atas atap dihiasi dengan patung yang menggambarkan sepasang naga hijau yang tampaknya sedang memperebutkan mustika. Usia kelenteng ini 557 tahun. Selain naga, dapat dilihat di halaman depan klenteng tertua di Indonesia ini terdapat sepasang singa Kilin atau Ciok Say.
Singa Kilin tersebut terdiri atas 18 jenis hewan yang tubuhnya menyerupai kuda dengan kulit yang menyerupai sisik ular dan ikan, mata seperti kepiting, taring seperti macan, janggut dan mulut seperti singa, ekor seperti penyu, dan kaki menyerupai burung, kerbau, macan dan rusa.
Pada setiap pilar di serambi Kelenteng Hok Tek Ceng Sin Jepara terdapat lukisan binatang yang menggambarkan 12 Shio dalam tradisi Tionghoa, yaitu Tikus, Kerbau, Harimau, Kelinci, Naga, Ular, Kuda, Kambing, Monyet, Ayam, Anjing, dan Babi.
4. Kelenteng Kim Hin Kiong
Menurut sumber sejarah, Kelenteng Kim Hin Kiong merupakan salah satu yang tertua di Jawa Timur karena sudah didirikan sejak 1 Agustus 1153. Kelenteng Kim Hin Kiong dibangun oleh para pendatang Tionghoa yang berdagang ke Gresik. Usia kelenteng ini 870 tahun. Kelenteng ini terletak di tengah-tengah kawasan pecinan yang kini menyatu dengan perkampungan Arab.
Bentuk bangunannya sendiri tidak terlalu besar, yang didominasi oleh warna merah dan kuning. Ada dua patung singa dan ornamen khas China di bagian depan kelenteng. Pada bagian atas terdapat Hiolo yang dihiasi dengan kepala naga. Ruang utama berisi altar bagi umat Buddha yang ingin menyembah patung Dewa Thian San Seng Boo. Sisi kanan kelenteng dilengkapi dengan panggung wayang Po Te Hi untuk acara budaya yang diadakan pada waktu-waktu tertentu.
Kelenteng Kim Hin Kiong juga menjadi saksi dari sikap toleransi masyarakat yang ada di Gresik. Meski berada di daerah mayoritas penduduk beragama Islam, tapi jemaat kelenteng dan warga sekitar bisa saling menghormati. Bangunan Kelenteng Kim Hin Kiong kini sudah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya oleh Pemerintah Kota Surabaya.
5. Kelenteng Hong Tiek Hian
Salah satu kelenteng tertua di Indonesia ini berlokasi di Jalan Dukuh Nomor 23, Pabean Cantian, Surabaya. Kelenteng Hong Tiek Hian ini bahkan sudah berdiri sejak tahun 1293, yang artinya bersamaan dengan berkuasanya Kerajaan Majapahit. Usia Kelenteng Hong Tiek Hian hingga saat ini 730 tahun.
Arsitektur kuno klenteng ini sangat khas dan mengesankan ketika dilihat dari seberang jalan. Saat memasuki pintu masuk kelenteng, pengunjung akan disambut oleh dua klenteng yang dihubungkan oleh jembatan dengan dua naga di tengahnya. Di dalamnya terdapat altar dibagi menjadi dua lantai berdasarkan dewa yang disembah, seperti Dewi Kwan Im, Buddha, dan dewa-dewi lainnya.
Sebagai kelenteng tertua, Hong Tiek Hian sering dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara. Kelenteng Hong Tiek Hian menjadi sangat ramai pada hari-hari besar warga Tionghoa, seperti Tahun Baru Imlek dan pertunjukan wayang Pho Tee Hi.
Artikel ini pernah tayang di iNews id.
Editor : Mahesa Apriandi