Viral Seekor Burung Berhasil Lepaskan Bendera Israel di Tiang, Netizen: Hewan pun Tak Sudi

SERANG, iNewsBanten- Sebuah video yang cukup mengherankan memperlihatkan aksi tidak biasa seekor burung gagak di Israel.

Bendera itu digantung di atap sebuah bangunan di wilayah Palestina yang diduduki. Burung gagak hitam tersebut meskipun ukurannya kecil, berhasil menyambarnya dan menjatuhkannya ke tanah setelah beberapa kali mencoba.

Kemudian, burung gagak berdiri kokoh dan mantap di atas tiang bendera setelah menyelesaikan pekerjaannya tersebut.

Orang-orang Palestina yang berkumpul di sekitar gedung untuk mengamati pemandangan yang tidak biasa itu berteriak dan tersentak karena takjub, demikian diwartakan Arab News, dikutip pada Rabu (3/5/2023).

Mengenai rekaman burung gagak yang viral di media sosial, banyak pengguna media sosial mengomentari "pelajaran" yang sepertinya diajarkan burung itu.

Seorang pengguna Twitter berkata: "Gagak 'antisemit' Palestina yang cerdas ..."

Sementara wartawan Israel Nir Hasson juga mengomentari video tersebut, "Tuhan tidak diragukan lagi mengisyaratkan sesuatu kepada kita, hanya saja tidak yakin (mengenai) apa."

Terinspirasi dengan tindakan burung gagak, beberapa pengguna membagikan rekaman lama hewan lain yang merobek bendera Israel sebagai cara untuk menunjukkan dukungan untuk perjuangan Palestina.

Sebagai informasi, tindakan gagak itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara warga Palestina dan militer Israel selama berminggu-minggu, yang terbaru terlihat oleh Pasukan Pertahanan Israel yang membunuh seorang remaja Palestina di dekat Jericho selama bentrokan di Tepi Barat yang diduduki pada Jumat, (28/4/2023).

Pada 1967, Israel merebut Tepi Barat, yang diinginkan Palestina sebagai inti dari negara merdeka di masa depan. Tahun ini juga menandai peringatan 75 tahun Nakba, istilah Palestina untuk pemindahan ratusan ribu warga Palestina selama perang.

Sumber:

https://depok.inews.id/read/291261/viral-gagak-hitam-lepas-dan-lempar-bendera-israel-netizen-sebut-isyarat-dari-tuhan

Editor : Mahesa Apriandi