iNews Banten - Berdasarkan survei yang dilakukannya bahwa 44,7% Gen Z menyukai politik uang dari 10% dari 1.220 responden yang berpendapat serupa. Indonesian Politics Research & Consulting (IPRC) menyebutkan sesuatu yang wajar dinilai Generasi Z di Banten bahwa kekuasaan diperoleh dengan politik uang.
"Praktik politik uang menjadi hal yang wajar. Hal ini menurut kami ada kontradiksi yang terjadi, karena suatu sisi masyarakat ingin menghilangkan dinasti politik tapi masih mewajarkan politik uang," kata Direktur Operasional & Data IPRC, Tedy Nurzaman, Ahad (19/11/2023).
Padahal, sebanyak 53,6% responden ingin menghilangkan dinasti politik di Banten. Namun, mereka memaklumi tindakan politik uang.
Pada sisi lain sebanyak 36,1% responden menilai pencegahan dan pemberantasan korupsi sangat buruk di Banten. Mereka menginginkan sosok pemimpin yang jujur, Amanah, dan antikorupsi.
"Kondisi pemberantasan korupsi paling buruk di banten. Ada kerinduan masyarakat terhadap pemimpin yang bebas korupsi," ujarnya.
Pakar Ilmu Pemerintahan Untirta, Elly Nurlia menambahkan masyarakat pragmatis akan melanggengkan dinasti politik di Banten. Pasalnya, dinasti politik melakukan politik uang,
"Jadi ketika mendapatkan uang sesuatu hal yang wajar," tuturnya.
Dengan begitu perilaku politik uang tidak akan selesai saat masyarakat masih membuka ruang. Apalagi Gen Z menganggap politik uang masih wajar.
"Banyak Gen Z masuk barisan dinasti politik. Ini sangat membahayakan demokrasi di Indonesia, khususnya di Banten," ujarnya.
Elly Nurlia mengemukakan dinasti politik akan tetap langgeng jika tidak terdapat pola fikir perubahan. Apalagi, kesadaran Gen Z terhadap bahaya politik uang menjadi kunci dinasti politik hilang.
Dinasti politik masih membayangi pemerintahan di Banten berkat kekuatan kapital logistik.
"Di Banten ini dinasti politik sulit ya, tapi kalau masyarakat sadar, kalau money politics tinggi akan sulit," ucapnya.
Editor : Mahesa Apriandi