Jalan Ayip Usman Banjir, Normalisasi Drainase Senilai Rp7,5 Milyar oleh PUPR Banten Dianggap Gagal
SERANG, iNewsBanten - Hujan yang mengguyur Serang Kota beberapa hari terakhir ini membuat ruas jalan wilayah Unyur atau perbatasan Ayip Usman terendam banjir.
Hal ini tentunya dikeluhkan oleh masyarakat lantaran PUPR Banten telah menganggarkan dana senilai Rp7,5 Miliar untuk proyek rehabilitasi drainase atau normalisasi drainase saluran perkotaan yang baru-baru ini dikerjakan.
Satu diantaranya di jalan wilayah Unyur Kota Serang, Banten atau diperbatasan Ayip Usman kalau kondisi banjir ini terjadi ketika hujan deras yang mengguyur Kota Serang beberapa hari belakangan ini.
Dijalan daerah tempat tersebut juga memang tampak sering rawan banjir ketika hujan deras mengguyur Kota Serang. Kalau hujan deras seharian pasti tergenang di ruas jalan.
Aktifis Brantas Banten, Suryana menilai Pemerintah Pemprov Banten gagal menanggulangi persoalan banjir khususnya di wilayah perkotaan.
Padahal saat ini Pemprov Banten telah menggelontorkan dana yang cukup besar untuk menanggulangi persoalan banjir dengan melakukan pembangunan drainase dan normalisasi saluran di wilayah perkotaan Provinsi Banten ini.
“Pembangunan drainase tahun lalu sudah bagus karena sedikit banyak membantu mengurangi banjir saat musim hujan dan harusnya dilanjutkan, bukan malah membuat proyek baru yakni normalisasi saluran drainase yang dananya sangat besar tetapi dampaknya sama sekali tidak ada,” ucapnya, Minggu (7/1/2024).
Suryana aktifis Brantas Banten ini juga menilai proyek normalisasi saluran drainase dengan pagu dana pasti mencapai Rp7,5 Milyar yang menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Banten gagal.
"Ya gagal, ya mubazir lah kalau memang sudah dianggarkan dan sudah dikerjakan. Mana besar pula anggarannya."tambahnya.
Pasalnya banjir masih terjadi di ruas jalan di wilayah perkotaan seperti di Jalan wilayah Unyur atau perbatasan Ayip Usman, Serang Kota.
"Seharusnya kan tidak ada genangan atau banjir lagi. Semoga Pemerintah cepat tanggap melihat kondisi ini," tandasnya
Editor : Mahesa Apriandi