get app
inews
Aa Text
Read Next : BREAKING NEWS! Menteri LH Ungkap 1.136 Ton Material Tercemar Radioaktif CS-137 di Cikande

Jokowi Absen karena Sakit Kulit, Muncul Spekulasi Terkait Sindrom Stevens Johnson

Kamis, 05 Juni 2025 | 10:46 WIB
header img
Sindrom Stevens Johnson (SJS) mendadak menjadi perbincangan publik setelah mencuat dugaan bahwa Joko Widodo (Jokowi) mengidap penyakit autoimun langka ini. Foto/TikTok @negeriku_62

JAKARTA, iNewsBantenPresiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) menjadi sorotan publik setelah perubahan kondisi kulitnya memicu dugaan ia tengah mengalami gangguan kesehatan serius. Dugaan tersebut mencuat usai Jokowi tidak menghadiri upacara Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 2025.

 

Ajudan pribadi Jokowi, Kompol Muhammad Fitriansyah, membenarkan ketidakhadiran mantan presiden itu dalam upacara kenegaraan karena tengah menjalani pemulihan akibat penyakit kulit. "Beliau masih dalam proses penyembuhan dari alergi kulit," ujarnya, Senin (2/6/2025).

 

Meski tidak ada pernyataan resmi mengenai jenis penyakit yang diderita, sejumlah pihak mengaitkan perubahan kondisi kulit Jokowi dengan Sindrom Stevens Johnson (SJS), sebuah penyakit kulit langka yang dapat mengancam jiwa jika tidak ditangani secara cepat.

 

Apa Itu Sindrom Stevens Johnson?

 

Sindrom Stevens Johnson merupakan reaksi hipersensitivitas parah yang menyerang kulit dan selaput lendir. Penyakit ini kerap disebabkan oleh reaksi terhadap obat tertentu atau infeksi virus dan bakteri yang memicu peradangan sistemik.

SJS tergolong penyakit langka dan dapat berkembang cepat. Kondisi ini ditandai dengan kerusakan kulit yang luas, lepuhan, dan pengelupasan, sehingga dalam kasus berat pasien harus dirawat di rumah sakit, bahkan di unit luka bakar.

 

Gejala dan Tahapan Perkembangan SJS

 

Pada tahap awal, gejala SJS kerap menyerupai flu, seperti demam, nyeri tenggorokan, kelelahan, dan batuk. Namun, kondisi ini cepat memburuk dengan munculnya ruam merah atau ungu di kulit, rasa terbakar, lepuhan, dan pengelupasan kulit secara menyeluruh.

 

Jika tidak ditangani segera, SJS dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk infeksi sekunder, gangguan pernapasan, hingga risiko kematian.

 

Faktor Pemicu Sindrom Stevens Johnson

Beberapa jenis obat diketahui menjadi pemicu utama munculnya SJS, di antaranya:

 

Allopurinol (pengobatan asam urat)

 

Antibiotik golongan sulfonamida dan penisilin

 

Obat antikejang seperti carbamazepine dan phenytoin

 

Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti naproxen

Selain itu, infeksi virus seperti herpes simplex, HIV, hepatitis, serta infeksi bakteri seperti pneumonia juga dapat menjadi penyebab munculnya sindrom ini.

 

Apakah SJS Terkait Penyakit Autoimun?

 

Secara klinis, SJS tidak dikategorikan sebagai penyakit autoimun. Namun, individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah atau riwayat gangguan imun berisiko lebih tinggi mengalami reaksi berlebihan terhadap pemicu, termasuk obat dan infeksi.

 

Penanganan dan Perawatan Medis SJS

 

Penanganan SJS memerlukan perawatan intensif di fasilitas kesehatan. Langkah awal adalah menghentikan konsumsi obat pemicu. Selanjutnya, pasien memerlukan terapi cairan, nutrisi intravena, obat antiradang, serta tindakan pencegahan infeksi lanjutan.

 

Dalam kasus berat, pasien dapat dirujuk ke unit luka bakar karena kerusakan kulit yang menyerupai luka bakar derajat tinggi.

 

Perlu Klarifikasi Medis Resmi

 

Munculnya spekulasi mengenai kondisi kesehatan Jokowi menyoroti pentingnya transparansi informasi dari pihak terkait. Sampai berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi medis mengenai jenis penyakit yang dialami mantan kepala negara tersebut.

 

Pemerintah atau tim dokter diharapkan memberikan keterangan resmi untuk meredam spekulasi dan memberikan informasi yang benar kepada publik.

Editor : Mahesa Apriandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut