Kelompok Peternak di Lebak Dapat Bantuan 1.100 Domba Garut
LEBAK, iNewsBanten - Ada sebanyak 25 kelompok peternak di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten yang mendapatkan bantuan domba Garut masing-masing kelompok mendapatkan 44 domba Garut, seluruhnya bantuan domba tersebut yang dibagikan sebanyak 1.100 domba, tujuannya untuk mewujudkan swasembada pangan khususnya daging domba dan meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat di Kabupaten Lebak.
"Kami mengapresiasi kebijakan Bupati Muhammad Hasbi Asyidiki yang menyalurkan bantuan domba Garut, terlebih peternak di sini sudah biasa mengembangkan budidaya ternak domba Garut," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Kabupaten Lebak Irvan Pramerta dalam keterangan di Lebak, Sabtu (14/06/2025)
Pemerintah daerah memprogramkan bantuan domba Garut itu dialokasikan dari APBD setempat untuk menargetkan swasembada daging domba dan peningkatan ekonomi peternak, karena peternak domba di daerah ini banyak yang menggeluti bidang usaha peternakan.
Bantuan 44 ekor per kelompok ini untuk kelompok peternak yang tersebar di 10 kecamatan, di antaranya Kecamatan Cibeber, Cipanas, Cilograng , Sajira, Sobang , Gunungkencana, Cileles dan Kecamatan Leuwidamar.
Namun, bantuan domba tersebut dibagikan dua tahap untuk tahap pertama tahun 2025 sebanyak 13 kelompok dulu yang diberikan bantuan dan sisanya 12 kelompok akan diberikan bantuan di tahun 2026.
Selain itu juga kelompok peternak mendapatkan bantuan subsidi kandang serta penyediaan air.
Kelompok peternak yang menerima bantuan domba tersebut benar-benar memiliki kelayakan, karena mereka juga mengembangkan budi daya ternak domba.
Saat ini, populasi domba yang ada sekitar 40 ribu ekor dan diharapkan Kabupaten Lebak sebagai sentra penghasil ternak domba dan bisa memenuhi permintaan pasar.
"Kita meyakini dengan adanya bantuan domba Garut dipastikan Lebak bisa terealisasi swasembada daging domba," kata Irvan.
Menurut dia, program bantuan domba Garut juga melibatkan Perguruan Tinggi Universitas Padjadjaran Bandung yang menentukan proses studi kelayakan mulai peternak, kondisi tanah hingga areal rumput pakcong seluas 2 hektare sebagai pakan domba.
Para peternak domba tersebut juga ditingkatkan kapasitas Sumber Daya Manusianya (SDM) dengan memperoleh pelatihan bagaimana teknik beternak domba, kebersihan kandang, perawatan rutin dan cara mengatasi berbagai macam penyakit, termasuk manajemen beternak domba Garut.
"Kami berharap budidaya pembibitan domba Garut itu berkembang dan bisa mengulirkan pertumbuhan ekonomi masyarakat, sekaligus mengeleminasi kemiskinan ekstrem," kata Irvan.
Ia mengatakan, pengembangan usaha budidaya ternak domba Garut itu tidak banyak risiko dibandingkan ternak besar, seperti kerbau dan sapi.
Selain itu juga pengembangan domba Garut di Lebak sangat cocok dan ke depanya akan melibatkan korporasi dengan lembaga koperasi, sehingga memberikan kemudahan akses permodalan dan penjualan.
Sebetulnya, kata dia, beternak domba Garut tidak begitu sulit karena pakan makanan khususnya rumput pakcong mudah didapatkan di Lebak.
Menurut ia, domba Garut bobotnya bisa mencapai berkisar 70-100 kilogram, jauh lebih berat dibandingkan dengan domba biasa yang berat maksimalnya hanya mencapai 40 kilogram.
Produksi domba Garut lebih cepat dengan waktu setahun bisa menghasilkan dari keturunan anak hingga dua ekor.
Karena itu, pihaknya membayangkan populasi domba Garut dari bantuan itu akan bisa bertambah 80 ekor per kelompok peternak dalam setahun. Jika harga domba rata-rata Rp3 juta/ekor maka bisa menghasilkan uang Rp240 juta per kelompok/tahun.
"Kami minta kelompok peternak agar bersungguh -sungguh yang menerima bantuan domba Garut juga semakin menambah populasi domba di daerah setempat," katanya.
Sementara itu, Hendrayana, kelompok ternak Cileles Kabupaten Lebak mengatakan dirinya menyambut positif adanya bantuan domba Garut dari pemerintah daerah.
"Kita sangat terbantu adanya bantuan domba itu sehingga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat," katanya.
Editor : Mahesa Apriandi