Terekam CCTV: Siswa PKL Nyaris Jadi Korban Pengeroyokan di Rangkasbitung Lebak
LEBAK, iNewsBanten - Aksi penyerangan terhadap seorang peserta Praktik Kerja Lapangan (PKL) terekam jelas oleh kamera CCTV milik warga di kawasan Perumahan BIP Baros, Desa Kadu Agung Barat, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak. Peristiwa yang terjadi pada Senin sore, 28 Juli 2025, itu diduga dilakukan oleh sekelompok pelajar yang berasal dari sebuah sekolah di Rangkasbitung.
Dalam rekaman CCTV, tampak segerombolan pelajar datang berboncengan menggunakan sepeda motor, lalu secara tiba-tiba berupaya menyerang seorang pemuda yang sedang membeli gorengan di sekitar area perumahan. Korban yang diketahui sedang menjalani PKL tersebut berhasil mengamankan diri berkat respons cepat dari warga sekitar.
Usai kejadian, salah satu kendaraan milik pelaku tertinggal di lokasi. Warga yang berada di sekitar tempat kejadian langsung mengamankan sepeda motor tersebut sebagai barang bukti dan melaporkannya ke pihak berwajib. Selasa, (29/07/25).
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Namun, korban yang diserang secara tiba-tiba mengaku mengalami trauma akibat kejadian tersebut.
Korban penyerangan diketahui bernama Fikri (18 tahun), seorang siswa yang tengah menjalani program PKL.
“Saya cuma disuruh beli gorengan sama bos. Setelah itu, tiba-tiba datang gerombolan naik motor. Saya dicegat, langsung dikejar dan berupaya memukuli saya. Untung ada warga yang langsung bantu. Motornya mereka juga ada yang ketinggalan, langsung diamankan warga,” ujar Fikri.
Ia mengaku tidak mengenal para pelaku, dan tidak pernah memiliki masalah sebelumnya. Fikri menduga para penyerang berasal sebuah sekolah di Rangkasbitung, karena melihat atribut seragam yang digunakan oleh pelaku.
Warga sekitar mengecam aksi tidak terpuji tersebut dan berharap aparat penegak hukum segera mengambil tindakan. Mereka khawatir kejadian serupa akan terulang jika pelaku tidak segera ditindak tegas.
"Sangat meresahkan sekali, karena khawatir kejadian ini bisa terulang kembali," kata Ujang salah seorang warga.
Editor : Mahesa Apriandi