get app
inews
Aa Text
Read Next : Ijazah Ditebus, Warga Cikande Menangis Haru Dibantu Anggota DPRD Serang

DPRD Kabupaten Serang Diminta Serius Atasi Krisis Obat di Puskesmas, Jangan Hanya Retorika

Selasa, 19 Agustus 2025 | 22:53 WIB
header img
DPRD Kabupaten Serang Diminta Serius Atasi Krisis Obat di Puskesmas, Jangan Hanya Retorika, foto : ist

SERANG, iNewsBanten – Ketua DPD Brantas Kabupaten Serang, Yana Suryana, menilai pernyataan DPRD terkait keterbatasan obat di Puskesmas masih sebatas wacana tanpa solusi konkret. Menurutnya, masalah kelangkaan obat ini sudah berlangsung lama dan seharusnya bisa diantisipasi sejak awal oleh pemerintah daerah.

Yana menyebut, keluhan warga yang diminta membeli obat di luar Puskesmas akibat keterbatasan formularium nasional adalah cerminan lemahnya koordinasi antara DPRD, Dinas Kesehatan, dan pihak eksekutif.

“Kalau hanya sebatas meminta agar obat dilengkapi, itu terlalu normatif. DPRD punya fungsi anggaran, pengawasan, dan regulasi. Seharusnya bisa mendorong adanya kebijakan formulary lokal yang benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat,” tegasnya. Selasa, (19/8/2025).

Ia mencontohkan kasus di Puskesmas Pontang, di mana pasien terpaksa membeli obat ke apotek karena stok di Puskesmas tidak tersedia. Menurut Yana, hal itu adalah bentuk nyata dari kegagalan sistem pelayanan publik.

“Warga jangan dijadikan korban aturan kaku. Kalau obat yang urgen tidak masuk formularium nasional, maka daerah harus berani membuat terobosan lewat peraturan bupati atau kesepakatan daerah,” ujarnya.

Yana menekankan, DPRD tidak cukup hanya bicara di media, tapi harus turun langsung mendengarkan keluhan masyarakat. Ia juga mendorong adanya rapat kerja khusus antara DPRD, Dinas Kesehatan, dan organisasi profesi kesehatan untuk membahas daftar obat prioritas yang benar-benar dibutuhkan pasien.

“DPRD jangan menunggu bola. Kalau serius, mereka bisa mendorong APBD perubahan agar ada anggaran khusus bagi obat-obatan esensial di Puskesmas. Jangan sampai setiap tahun masalahnya sama, solusinya hanya pernyataan normatif,” tutur Yana.

Lebih jauh, Brantas mendesak adanya audit menyeluruh terhadap manajemen obat di Puskesmas, termasuk mekanisme pengadaan dan distribusinya. Menurut Yana, persoalan ini rawan menimbulkan praktik permainan anggaran jika tidak diawasi secara ketat.

“Ini bukan sekadar soal obat tidak ada. Ada tata kelola yang harus diaudit. Publik berhak tahu kenapa setiap tahun masalahnya berulang. Jangan sampai ada indikasi permainan dalam distribusi obat,” pungkasnya.

Hingga berita ini diturunkan, anggota DPRD Kabupaten Serang yang dikonfirmasi iNewsBanten terkait persoalan ini belum memberikan jawaban.

Editor : Mahesa Apriandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut