Geger! Anak Menkeu Sebut Sri Mulyani ‘Agen CIA’, Kini Minta Maaf

JAKARTA, iNewsBanten- Media sosial dibuat heboh oleh unggahan Yudo Sadewa, anak Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa, yang menyinggung mantan Menkeu Sri Mulyani Indrawati. Dalam unggahan Instastory miliknya, Yudo sempat menulis pernyataan kontroversial yang memantik perdebatan publik.

“Alhamdulillah, ayahku melengserkan agen CIA Amerika yang menyamar menjadi menteri,” tulis Yudo dalam unggahan tersebut.

Baca Juga

GEGER Ijazah Jokowi! Bonatua Silalahi Terima Salinan dari KPU DKI, Bongkar Kejanggalan Legalisiri

Pernyataan itu langsung viral dan menuai beragam respons, terutama karena menyinggung nama besar Sri Mulyani. Namun, tak berselang lama, Yudo akhirnya memberikan klarifikasi melalui sebuah video yang diunggah di akun TikTok-nya dan disebarkan ulang oleh sejumlah akun lain, termasuk @tawon_rimba.

Dalam klarifikasinya, Yudo menegaskan bahwa pernyataan tersebut hanyalah candaan internal dengan teman-temannya dan sama sekali tidak dimaksudkan untuk menyerang Sri Mulyani.

"Itu gua hanya bercanda sama temen gua di Instastory, tapi nggak tahu ada yang goreng kayaknya ya, jadi viral,” kata Yudo dalam videonya.

Baca Juga

Warga Rawa Arum Cilegon, Digegerkan Getaran Suara Bising Diduga Berasal dari PT Lotte Chemical

Lebih lanjut, Yudo menegaskan bahwa tidak benar jika Sri Mulyani adalah agen CIA ataupun IMF, seperti yang ditafsirkan sebagian warganet.

"Ini ada yang goreng kayaknya guys, jadi ya udahlah, aku mohon maaf dan itu tidak benar sama sekali ya,” ujarnya.

Klarifikasi tersebut mendapat beragam tanggapan dari publik. Sebagian warganet menilai Yudo ceroboh dalam memilih kata, sementara lainnya menilai reaksi berlebihan atas unggahannya membuat isu ini semakin panas.

Baca Juga

Peringatan PHBI 1446 H, Pemkot Cilegon Adakan Doa Bersama Dirangkaikan Haul Pejuang Geger Cilegon

Hingga kini, pihak Kementerian Keuangan belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden ini. Namun, para pakar komunikasi publik mengingatkan bahwa figur publik dan keluarga pejabat negara perlu berhati-hati dalam membuat pernyataan di media sosial karena dampaknya bisa melebar dengan cepat.

Editor : Mahesa Apriandi