get app
inews
Aa Text
Read Next : Rumah Terseret Arus Sungai Cidurian, Warga Cikande Kabupaten Serang Hidup dalam Ancaman Longsor

22 Tahun Dibiarkan Terlunta, Warga Pulo Ampel Mengamuk Tuntut Keadilan

Senin, 17 November 2025 | 17:20 WIB
header img
Foto pantauan di lapangan senin, (17/11/2025). (doc Ali)

CILEGON, iNewsBanten- Ratusan massa dari Kecamatan Bojonegara–Pulo Ampel memadati Jalan Raya Cilegon Timur pada Senin pagi (17/11/2025). Aksi yang digelar sejak pukul 08.00 WIB itu memanas setelah warga menyatakan sudah “geram” terhadap Pemerintah Provinsi Banten yang dinilai abai selama puluhan tahun.

Koordinator lapangan aksi, Fahmi Adam, menegaskan bahwa demonstrasi tersebut merupakan puncak dari akumulasi kekecewaan masyarakat yang selama 22 tahun merasa dianaktirikan.

"Kegiatan hari ini adalah bentuk keresahan masyarakat Bojonegara–Pulo Ampel. 22 tahun kami dianaktirikan, problematikanya sangat kompleks,” tegas Fahmi kepada wartawan di sela aksi.

Fahmi menjelaskan, salah satu persoalan paling mendesak adalah maraknya aktivitas tambang ilegal yang semakin meresahkan.

"Kami minta evaluasi total aktivitas tambang di Pulau Ampel. Semua harus kondusif dan patuh pada aturan, terutama Kepgub Nomor 567. Itu wajib dilaksanakan oleh seluruh perusahaan tambang,” ujarnya.

Selain tambang, warga juga menuntut percepatan perluasan jalan yang menurut mereka sudah lama dijanjikan pemerintah namun tak kunjung direalisasikan.

"Ini jalan sedang proses BM, harus segera dilaksanakan. Masukkan ke RPJMP tahun depan, jangan ulangi janji palsu 2015. Dulu kami sudah capek turun aksi, tapi tidak ada tindak lanjut alias nihil ” kata Fahmi.

Warga juga mengeluhkan buruknya pelayanan dasar, mulai dari minimnya penerangan jalan umum (PJU) hingga penanganan sampah yang disebut tidak memadai.

"PJU kurang, sampah di mana-mana, masalahnya kompleks sekali. Kami sudah mediasi ke DPRD Provinsi Banten, sudah ke Bupati, tapi responnya nihil,"lanjutnya.

Menurut Fahmi, aksi turun ke jalan terpaksa dilakukan karena selama ini pemerintah tidak memberikan respons konkret.

"Respon mereka itu harus didorong dulu. Kalau masyarakat tidak bergerak, mereka tidak akan mengurus Pulau Ampel,"ujarnya.

Ia menambahkan bahwa aksi akan berlangsung hingga pukul 17.00 WIB dan dilanjutkan esok hari dengan jumlah massa lebih besar.

"Estimasi besok bisa seribu orang. Sopir angkot, pengusaha tambang lokal, bandrong, mahasiswa, banyak elemen masyarakat akan datang. Semua kita rangkul,” terangnya.

Saat ditanya soal jumlah perusahaan tambang aktif di wilayah tersebut, Fahmi mengaku tidak memegang data pasti.

Fahmi juga menyinggung soal Gubernur Banten yang dikabarkan tengah menghadiri agenda lain saat aksi digelar.

"Katanya Gubernur ada acara. Ya biasa. Mereka bilang besok akan ada perbaikan-perbaikan. Tapi ya itu, harus digedor dulu baru mereka bergerak,” ucapnya lantang.

Editor : Mahesa Apriandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut