SERANG, iNewsBanten - Umi Pipik mendukung putra sulungnya, Abidzar Al-Ghifari menikah muda. Dia pun menyebutkan menantu idaman yang sesuai anjuran agama.
Menurut istri mendiang Ustadz Jefri Al Buchori itu pernikahan muda bisa mencegah anak-anaknya dari zinah. Terlebih saat ini usia anak-anaknya sudah beranjak dewasa.
Ijinkan Abidzar Menikah Muda, Umi Pipik Beberkan Kriteria Menantu Idaman. (Foto: Umi Pipik/Intens Investigasi).
"Saya menyarankan banget, menikah muda justru lebih senang sayanya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," ujar Umi Pipik saat ditemui awak media di kawasan Cibubur, Jakarta Timur baru-baru ini.
Meski begitu, dia menyarankan agar sang buah hati mempersiapkan mental lebih dulu sebelum menikah.
"Justru dengan menikah asal dia udah siap ya, siap disini bukan kepada materi, tapi lebih ke siap mentalnya, saat anak laki-laki mentalnya siap nggak, kelak dia akan jadi suami yang bisa membimbing istrinya," tambahnya.
Perihal itu, Umi Pipik rupanya memiliki kriteria menantu idaman tersendiri. "Yang penting seiman, itu aja. Terus kalau yang perempuan, kan Rasulullah mengatakan, jika ada yang ingin meminang anak kita, pertama dilihat dari agamanya," jelas Umi Pipik.
Selain itu, dia juga berharap untuk menantunya kelak dapat menutup aurat setelah menikah dengan sang buah hati. Dia menilai perempuan tersebut akan menjadi tanggung jawab anak laki-lakinya di dunia maupun akhirat.
"Kalau si perempuan calonnya, walaupun dia belum menutup aurat begitu nikah ya dia wajib menutup aurat. Karena tanggung jawabnya ada pada anak laki-laki saya," kata Umi Pipik.
Dengan tegas dia menolak menerima menantu kalau tidak mau menutup aurat setelah menikah dengan putranya.
"Saya enggak mau anak saya udah nikahin dia tapi dia tidak mau menutup auratnya, karena aurat ini kan berarti udah dibeli sama anak saya kan, itu syaratnya," tegasnya.
Kendati begitu, Umi Pipik tak mempermasalahkan terkait pekerjaan yang dimiliki menantunya kelak. Dia pun mengizinkan anaknya apabila memiliki pasangan dari kalangan publik figur.
"Boleh mau apapun pekerjaannya, yang penting dia siap menjadi istri yang mau dibimbing, mau menjaga martabat suaminya, harga diri suaminya," pungkasnya.
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait