2 Tokoh Indonesia yang Pernah Masuk Nominasi Nobel Prize, Siapa Saja Mereka?

Risa Maharani Putri
2 tokoh Indonesia yang pernah masuk nominasi Nobel Prize/Geotimes

JAKARTA, iNewsBanten - Nobel Prize adalah penghargaan yang dianugerahkan kepada seorang yang sudah melakukan penelitian luar biasa, menemukan teknik atau peralatan baru, hingga melakukan kontribusi luar biasa ke masyarakat.

Penghargaan ini tentu tidak mudah diraih, apalagi daftar nominasi kebanyakan merupakan tokoh dan ilmuwan hebat yang berasal dari berbagai negara.

Tokoh Indonesia pernah masuk dalam daftar nominasi Hadiah Nobel. Berikut tokoh Indonesia yang pernah menjadi nominator Nobel Prize.

1. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

Presiden keenam Indonesia ini sempat menjadi kandidat penerima Nobel Perdamaian pada tahun 2006.

Namanya masuk ke dalam daftar setelah berhasil melakukan perdamaian antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM)

Komite Nobel Swedia menilai penandatangan kesepakatan damai yang dilakukan di Helsinki pada pertengahan Agustus 2005 dinilai sebagai prestasi cemerlang.

Penandatanganan damai tersebut terjadi ketika upaya damai yang tengah diupayakan di belahan dunia lain, seperti di Timur Tengah dan Sri Lanka justru berjalan di tempat. 

Sayang, SBY gagal meraih Nobel Prize. Peraih Hadiah Nobel 2006 itu adalah mantan Presiden Finlandia, Martti Ahtisaari selaku Ketua Dewan Direktur Crisis Management Initiative (CMI) yang memfasilitasi perundingan perdamaian antara RI dan GAM.

2. Pramoedya Ananta Toer

Pramoedya Ananta Toer merupakan sastrawan terkenal Indonesia. Selama 80 tahun lebih, Pramoedya menghasilkan lebih dari 50 karya yang diterjemahkan ke dalam 41 bahasa asing.

Pram menjadi orang Indonesia yang meraih nominasi Hadiah Nobel bidang Sastra sebanyak 6 kali.

Beberapa faktor kegagalan disebabkan oleh penerjemahan karyanya yang tidak bagus hingga campur tangan tokoh Indonesia yang berpengaruh saat itu.

Meski belum berhasil menerima Nobel, Pram menjadi sastrawan yang menerima puluhan penghargaan internasional.

Di antaranya yaitu Freedom to Write Award dari PEN American Center, AS (1988), Penghargaan dari The Fund for Free Expression, New York, AS (1989), hingga Centenario Pablo Neruda, Chili (2004).

Editor : Mahesa Apriandi

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network