SSERANG, iNewsBanten - Berita yang begitu akrab dengan sekeliling kita belakangan ini mungkin sudah tidak asing lagi bagi pengguna media sosial.
Pun demikian dengan berita-berita yang negatif terkait beragam kasus yang melibatkan lembaga sentral semakin mendominasi menghiasi halaman beranda kita.
Mulai dari kasus tragedi Sambo yang tak kunjung usai sampai dengan misteri penemuan mayat keluarga di Kalideres yang tak kalah viral di media sosial.
Akan tetapi, kalian sadar engga sih kalau berita-berita yang dikonsumsi oleh masyarakat belakangan ini cenderung kabar yang negatif?
Sebelum itu, perlu diketahui bahwa berita sendiri terdiri dari berbagai macam jenis sesuai dengan klasifikasinya, di antaranya terbagi menjadi berita positif dan berita negatif.
Hal ini didukung juga berdasarkan penelitian lain oleh Wen J dkk. (2020) bahwa efek dari kesalahan pemahaman dari berita seseorang dapat mengalami stres, ketakutan, kecemasan, bahkan kemerahan setelah membaca berita.
Walaupun sebenarnya individu secara sadar maupun tidak sadar merasakan kecemasan ini, kenyataannya beberapa dari mereka tetap menatap layar ponsel sebelum tidur dan terus-terusan scrolling timeline media sosial masing-masing.
Biasanya, media sosial akan mewadahi orang-orang yang ingin berkomentar terhadap peristiwa tertentu, seperti tragedi, krisis, atau bencana alam, sehingga memicu pengguna media sosial lainnya untuk terus terpaku dalam layar ponselnya.
Kalau di antara kalian pernah mengalami hal ini, awas jangan-jangan itu doom scrolling!
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait