SERANG, iNewsBanten - Stroke merupakan salah satu silent killer yang banyak ditakuti oleh orang. Apalagi stroke tak hanya menyerang lansia. Saat ini banyak anak muda juga bisa terkena stroke.
Dokter Spesialis saraf dr Hendra Irawan Sp.S., FINA., dari Siloam Hospitals Jambi menjelaskan, stroke merupakan manifestasi klinis akut disfungsi neurologi pada otak, medula spinalis dan retina yang ada di tubuh dan menetap selama lebih dari 24 jam yang dapat menyebabkan kematian akibat gangguan pembuluh darah.
“Dengan memgenali tanda dan gejala stroke maka persentase penyembuhan semakin besar”, tutur dr. Hendra Irawan Sp.S, FINA.
Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, prevalensi stroke nasional adalah 8,3 per 1000 penduduk. Data yang diperoleh tahun 2012-2014, jumlah stroke iskemik sebesar 67%, dan sisanya sebesar 33% adalah stroke hemoragik.
Sebagian besar aneurisma intrakranial terjadi di antara bagian bawah otak dan dasar tengkorak yang dapat bocor atau pecah yang menyebabkan pendarahan dan mengancam jiwa.
Dokter Hendra mengatakan, di Indonesia masih menduduki posisi kedua untuk mortality atau angka kematian setelah serangan jantung. Namun, keduanya adalah kejadian yang mendadak.
Pada hakikatnya, stroke merupakan gangguan fungsi saraf yang disebabkan kurangnya aliran darah sebagian otak, tulang belakang ataupun retina. Stroke memiliki 2 kelompok, yaitu stroke sumbatan dan pendarahan.
Gejala Stroke
Salah satu ciri stroke adalah timbulnya gejala yang mendadak dan bisa didahului dengan gejala mendadak seperti nyeri kepala hebat, muntah menyemprot, dan lainnya. Manifestasi stroke ataupun gejala stroke yang muncul sangat tergantung kepada daerah otak yang terganggu aliran darah. Gejala lainnya yang tampak adalah bergantung pada fungsi daerah otak yang terjadi penyumbatan.
Gejala lainnya, yang perlu dikenali lebih dalam antara lain :
1. Kelemahan sesisi otot wajah yang ditandai dengan turunnya sisi wajah
2. Kelemahan sesisi anggota gerak tubuh
3. Kesemutan sesisi pada bagian wajah, lengan dan tungkai
4. Kehilangan kecakapan berbicara secara tiba-tiba
5. Gangguan fungsi keseimbangan seperti kliyengan dan sulit mengkoordinasi gerakan.
“Pemeriksaan penunjang CT scan kepala, CT angiografi dan perawatan di ICU menjadi penanganan stroke terpadu dengan pemberian obat yang tepat, operasi dan DSA atau yang dikenal dengan Digital Substraksi Angiografi yang dikenal dengan prosedur kedokteran yang memvisualisasikan aliran di dalam pembuluh darah, khususnya pada bagian kepala dan leher yang tentunya juga selain diagnostic, juga bisa therapy peruntukannya”, pungkas Dokter Hendra.
Artikel ini telah tayang dengan judul https://health.okezone.com/read/2023/01/22/483/2750912/5-gejala-stroke-yang-harus-dipahami-selain-nyeri-kepala-hebat
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait