iNewsBanten - Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta DIY mengungkapkan diduga muncul kembali muncul di wilayah ini. Bahkan kini sudah ada seorang warga Sleman yang meninggal dunia dan 43 orang dari dua kabupaten suspect antraks.
"ada 43 orang yang suspek antrak awal bulan Maret ini. Dan seorang warga Sleman meninggal dunia tapi belum sempat diambil sampelnya," kata Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setyaningatutie.
Pembajun menyebut data tersebut itu mereka dapatkan berdasarkan penelusuran endemik (PE) tanggal 8 hingga 9 Maret 2024 yang lalu. Penelusuran dilakukan menyusul dugaan munculnya antraks di wilayah perbatasan Kapanewon Prambanan Sleman dengan Gedangsari Gunungkidul.
Menurut Pembajun, usai mendapatkan laporan jika ada warga Gunungkidul yang terpaksa dirawat di RSUD Prambanan dengan gejala antraks tanggal 8 Maret 2024 silam, pihaknya langsung melakukan PE awal. PE ini dilakukan untuk menelusuri penyebarannya.
"Ya kalau sudah diketahui peta penyebarannya seperti apa terus kita bisa menentukan kebijakan selanjutnya," ujarnya.
Dari hasil penelusuran endemis selama 2 hari tersebut didapatkan data jika ada 26 warga Sleman suspect antraks. Di mana ada satu warga suspect antraks yang meninggal dunia. Namun demikian pihaknya belum sempat mengambil sampel untuk diuji laboratorium.
Sementara di Gunungkidul ada 17 warganya yang suspect antraks. Di mana satu di antaranya yaitu S warga Dusun Kayoman Kalurahan Serut Kapanewon Gedangsari kini dirawat di RSUD Prambanan. Dan sampai saat ini, S masih dirawat di RSUD Prambanan.
"Semua suspect kondisinya baik-baik saja sekarang. Tidak perlu khawatir, antraks itu tidak menular dari manusia ke manusia," kata dia.
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait