JAKARTA, iNewsBanten- minstan merupakan makanan cepat saji yang praktis dan mudah dimasak. Makanan tersebut telah menjadi salah satu pilihan favorit orang di seluruh dunia. Saat ini mie instan tersaji dengan bervariasi macam rasa yang lezat, sehingga membuat mie instan kian digemari banyak orang.
Namun kenyataannya, kebiasaan makan mie instan terlalu sering memiliki dampak negatif pada kesehatan. Hal ini diungkap oleh seorang dokter sekaligus influencer kesehatan, dokter Fajri Addai, melalui akun instagramnya. @dr.fajriaddai.
Terkait hal tersebut dokter Fajri menuliskan beberapa poin penting mengapa harus menghindari konsumsi mie instan terlalu sering. Beberapa diantaranya adalah:
1. Malnutrisi
Mie instan sering kali kaya akan lemak jenuh, sodium, dan kalori tinggi, sementara nutrisi esensial seperti serat, vitamin, dan mineral sering kali rendah. Mengandalkan mie instan sebagai makanan utama dapat menyebabkan defisiensi nutrisi yang berdampak buruk pada kesehatan jangka panjang.
Zat gizi pada mie sebagian besar hanya mengandung karbohidrat, sehingga kurang melengkapi kandungan lain seperti protein, lemak, serat, vitamin dan mineral yang dapat berdampak pada malnutrisi.
2. Tinggi Kalori Menyebabkan Obesitas
Mengonsumsi mie instan secara berlebihan dapat mengakibatkan peningkatan berat badan karena kandungan kalori dan lemak jenuh yang tinggi. Sebuah hidangan yang terdiri dari satu porsi mie instan dan telur biasanya mengandung sekitar 500 kalori.
Sementara itu, menu makanan yang lebih sehat seperti nasi, sayuran, dan ayam atau daging memiliki total kalori hanya sekitar 400-500 kalori. Ini menunjukkan bahwa pengonsumsian mie instan dalam jumlah yang sama dengan makanan sehat tersebut dapat menyebabkan asupan kalori yang berlebihan.
3. Menyebabkan Sindrom Metabolik
Obesitas adalah faktor risiko utama untuk berbagai penyakit serius seperti diabetes tipe dua, penyakit jantung, dan stroke. Mengonsumsi mie instan secara berlebihan dapat meningkatkan risiko obesitas. Banyak mie instan juga mengandung tambahan gula dan karbohidrat olahan, yang dapat meningkatkan risiko resistensi insulin dan peningkatan kadar gula darah, yang merupakan faktor-faktor terkait dengan sindrom metabolik.
4. Risiko Sakit Jantung Koroner, Stroke, Kerusakan Ginjal Akan Meningkat
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait