OPINI
Oleh : Sari Suriani, SKM., MKM
(Mahasiswa Program Doktor FKM Universitas Hasanuddin Makassar)
INFORMASI berkaitan dengan kesehatan reproduksi seringkali menjadi hal tabu yang dibicarakan orangtua kepada anaknya, terutama pada remaja. Remaja harus mendapatkan informasi berkaitan dengan Kesehatan reproduksi yang akan menjadi masalah dalam kehidupan remaja apabila remaja tidak mendapatkan informasi yang akurat bagi ketidaktahuan mereka akan informasi. Orangtua seringkali menganggap bahwa remaja belum saatnya mengetahui tentang Kesehatan reproduksi dikarenakan remaja hanya diperbolehkan untuk belajar dan mengikuti kegiatan yang ada disekolah, tidak untuk mengetahui informasi yang berkaitan dengan Kesehatan reproduksi. Sehingga tidak jarang remaja lebih percaya kepada teknologi informasi sebagai pusat informasinya.
Namun Sebaliknya, orangtualah yang harus memberikan informasi berkaitan dengan Kesehatan reproduksi. Selain dapat membangun kedekatan antara orangtua dengan anak, remaja akan mendapatkan informasi nyata dari orangtua, karena orangtua telah melewati masa remaja lebih dulu, sehingga remaja mendapatkan informasi yang nyata pula berdasarkan pengalaman orangtua. Generasi Z yaitu remaja yang lahir di rentang tahun 1997-2012 yang disebut juga generasi digital native pertama. Jika di hitung, saat ini rentang umur remaja generasi Z yaitu 12–27 tahun.
Menurut karakteristik remaja, batas usia remaja akhir adalah 24 tahun dan di usia 25-27 tahun sudah dianggap dewasa. Sedangkan generasi Alpha di tahun 2012-2025 direntang umur 0-12 tahun. Untuk itu, melihat dari segi umur dan karakteristik remaja, hendaknya para orangtua lebih bijak dalam memberikan akses teknologi informasi bagi remaja.
Walaupun saat ini remaja tidak bisa dilepaskan dari teknologi informasi, namun hal ini menjadi dasar bagi orang tua mengawasi dan membatasi penggunaan teknologi informasi bagi remaja. Di era tekonologi ini, orangtua dituntut untuk memahami keberadaan teknologi agar dapat menyeimbangi dengan sumber informasi bagi remaja dengan pengalaman nyata yang akan dialami. Orangtua juga dituntut untuk selalu membangun hubungan baik dan menjadi pendengar aktif dalam menjalin percakapan dengan rasa empati dan penuh pengertian kepada remaja. Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan orangtua dalam menghadapi remaja di era teknologi informasi :
Orangtua berkomunikasi secara jujur dan terbuka kepada remaja
Memahami bahwa remaja membutuhkan penjelasan yang nyata akan informasi
Bersikap sabar dan penuh penuh pengertian kepada remaja
Mengawasi dan mendampingi remaja dalam mengakses informasi
Orangtua dapat memberikan contoh positif dalam penggunaan teknologi informasi
Dengan demikian orangtua dapat mempersiapkan diri untuk memberikan informasi yang akurat dan nyata bagi para generasi Z maupun generasi Alpha yang nantinya mereka akan tumbuh dengan situasi dan kondisi yang berbeda dari generasi Z yang tentunya pula keberadaan teknologi informasi jauh lebih canggih.
Editor : Mahesa Apriandi