Ia menambahkan, pendanaan sepenuhnya berasal dari swadaya para guru sebagai bentuk dedikasi dan cinta terhadap siswa. Hal ini dilakukan agar momen perpisahan tetap berkesan dan penuh makna, meskipun tanpa kemewahan.
Selain sebagai ajang perpisahan, tasyakuran juga menjadi momen penghargaan atas berbagai prestasi siswa. Sepuluh siswa terbaik diumumkan secara mengejutkan tanpa bocoran sebelumnya, menciptakan suasana emosional dan membanggakan.
Tak hanya itu, lebih dari 40 siswa turut menerima penghargaan atas prestasi akademik dan non-akademik selama tiga tahun terakhir. Sebanyak 16 siswa juga mendapatkan apresiasi khusus karena telah khatam Al-Qur’an, bahkan beberapa di antaranya menyelesaikannya hingga dua hingga tiga kali.
“Harapan kami, mereka bisa melanjutkan ke sekolah impian melalui jalur reguler, bukan karena jalur khusus, tetapi karena nilai dan kemampuan mereka sendiri,” tambah Rani.
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait
