get app
inews
Aa Read Next : Awas! Dampak Buruk Anak Kecanduan Gawai, Bisa Obesitas hingga Malanutrisi

Main Media Sosial 9 Jam Sehari, Kenali Bahaya yang Mengintai 

Kamis, 25 April 2024 | 15:06 WIB
header img
Manfaat media sosial dengan bijak (Foto: Ist)

SERANG, iNewsBanten - Generasi muda tidak lepas dari media sosial. Apalagi masyarakat bisa menghabiskan waktu 9 jam per hari untuk berselancar dengan internet.

Tingginya interaksi masyarakat di internet memerlukan pengaturan berupa etika budaya. Hal ini untuk menjelaskan kesalahpahaman yang bisa berakhir pada konflik.

Pasalnya, latar belakang dan tingkat pemahaman pengguna internet berbeda-beda. 

Ketua Divisi Program Siberkreasi, Abdurrahman Hamas Nahdly mengatakan, berdasarkan We Are Social dan Hootsuite, masyarakat Indonesia menggunakan internet hampir 9 jam per hari. Artinya, dalam keseharian masyarakat lebih banyak berselancar di dunia maya dan media sosial daripada bersosialisasi secara langsung.

Untuk itu, kata Abdurrahman, penting memahami dan menanamkan etika digital agar tidak salah kaprah dan gagal dalam bersosialisasi di ruang digital

“Di ruang digital ada begitu banyak orang dengan beragam latar belakang dan budaya, maka perlu standar etika agar tidak salah kaprah dan tidak terjadi salah paham,” kata Abdurrahman melalui keterangannya belum lama ini.

Dia menambahkan, masyarakat harus selalu menyadari, mereka berinteraksi dengan manusia nyata di jaringan yang lain, bukan sekadar dengan deretan karakter huruf di layar monitor, namun dengan karakter manusia sebenarnya.

Dosen Universitas Bali Internasional, Komang Tri Werthi menambahkan, internet adalah anugerah, namun bisa menjadi bencana manakala teknologi hanya bisa mengendalikan manusia, tanpa jiwa-jiwa yang beretika.

Komang juga mengingatkan, dengan banyaknya informasi dan konten yang ada di dunia maya, setiap orang harus sadar akan konten apa yang boleh dan tidak boleh disebarkan atau diperbarui. Perhatikan juga pemanfaatan konten tersebut bagi diri sendiri dan orang lain. 

“Walaupun teknologi itu sangat maju, gunakan teknologi dengan positif dan produktif. Etika harus selalu diterapkan tidak hanya di offline tapi juga online, sehingga kita orang Indonesia tidak lagi dicap sebagai netizen yang tidak sopan,” ujar Komang. 

Sementara itu, Trainer/Konsultan Digital Marketing dan IT, Dedi Priansyah mengingatkan, tingginya aktivitas digital membuka potensi buruk seperti penipuan dan pencurian akun. 

Menurutnya, para hacker atau penyerang biasanya akan melakukan berbagai tindakan seperti menghapus atau mencuri informasi penting bahkan bisa mengungkap informasi secara pribadi publik, juga mengunci data sehingga mereka bisa meminta tebusan. Maka, penting untuk mengamankan data dan melindungi data pribadi yang bersifat rahasia. 

“Selalu waspada akan tautan tak dikenal, jangan buka file atau tautan yang tidak dikenal yang dikirimkan melalui email, media sosial atau aplikasi chatting. Selain itu, jangan menjawab panggilan telepon dan pesan yang intinya meminta data pribadi atau kata sandi/PIN. Pastikan orang-orang di sekitar kita, seperti keluarga dan karyawan, juga memiliki pemahaman yang sama terkait keamanan digital,” kata Dedi.

Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika diharapkan dapat mendorong penggunaan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.

 

Editor : Mahesa Apriandi

Follow Berita iNews Banten di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut