get app
inews
Aa Text
Read Next : Maulid Nabi 1446 H di Lapas Cilegon, Kalapas Ajak Warga Binaan Jadikan Rasulullah Sebagai Teladan

Memahami Makna Maulid Nabi, Berikut Hadis Lengkap dengan Hukum dan Keutamaan

Minggu, 23 Oktober 2022 | 14:01 WIB
header img
Maulid Nabi SAW. (Foto: ist)

SERANG, iNewsBanten - Pada tahun ini, 12 Rabiul Awal atau dikenal dengan Maulid Nabi, jatuh pada hari ini, Sabtu (8/10/2022). Maulid Nabi diperingati dalam rangka menampakkan kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhammad SAW, manusia agung pembawa rahmat alam semesta.

Rabiul Awal merupakan salah satu bulan istimewa dalam kalender hijriah. Pada 12 Rabiul Awal, lahir manusia pembawa risalah seluruh alam yaitu Nabi Muhammad SAW.

Untuk mengungkapkan kebahagiaan dan rasa syukur, salah satunya dengan banyak membaca sholawat. Sholawat berasal dari kata sholah yang berarti doa atau seruan kepada Allah SWT. 

Melansir laman pwnujatim, merayakan Maulid Nabi yang dilakukan umat Islam karena ingin bersyukur kepada Allah atas kelahiran Nabi SAW. Nabi Muhammad bahkan yang mengajarkan kepada umatnya untuk mensyukuri hari kelahirannya.

Ketika ditanya tentang puasa sunnah hari senin, beliau menjawab:

ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيْهِ وَأُنْزِلَ عَلَيَّ فِيْهِ (رَوَاهُ أَحْمَدُ وَالْبَيْهَقِيُّ فِي الدَّلَائِلِ)

Maknanya: “Itu adalah hari di mana aku dilahirkan dan diturunkan wahyu pertama kepadaku” (HR Ahmad dan al-Baihaqi dalam Dala’il an-Nubuwwah).

Perayaan maulid juga bentuk pengamalan terhadap hadis tentang cinta Rasul:لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ (رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ)

Maknanya: “Tidak sempurna iman salah seorang di antara kalian, hingga aku lebih ia cintai dari orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia” (HR al-Bukhari). Peringatan maulid adalah salah satu sarana untuk menanamkan dan menebarkan cinta terhadap Rasulullah shallallau ‘alaihi wa sallam kepada lintas generasi, agar mereka terpaut hati dengannya

Melalui peringatan maulid, umat muslim belajar, mengajarkan dan saling mengingatkan bahwa Rasulullah adalah manusia yang paling mulia. Beliau-lah yang mengajarkan dan mengingatkanakan kemuliaan dirinya dalam sabdanya:

 إِنَّ اللهَ اصْطَفَى كِنَانَةَ مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيْلَ وَاصْطَفَى قُرَيْشًا مِنْ كِنَانَةَ وَاصْطَفَى مِنْ قُرَيْشٍ بَنِيْ هَاشِمٍ وَاصْطَفَانِيْ مِنْ بَنِيْ هَاشِمٍ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)

Maknanya: “Sesungguhnya Allah memilih Kinanah dari keturunan Isma’il, dan memilih Quraisy dari keturunan Kinanah dan memilih dari Quraisy Bani Hasyim dan memilihku dari Bani Hasyim” (HR Muslim) Dengan mengetahui ketinggian derajat dan kemuliaannya, insya Allah cinta dan pengagungan kepadanya semakin menguat dan mendalam. Cinta inilah yang akan mendorong untuk menjalankan perintahnya dan mengikuti ajaran-ajarannya.

Dalam peringatan maulid, juga belajar dan mengajarkan tentang ciri-ciri fisik mulia Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Barangsiapa yang melihatnya dalam mimpi, sungguh ia akan melihatnya dalam keadaan jaga sebagaimana sabda Baginda:

 مَنْ رَءََانِيْ فِيْ الْمَنَامِ فَسَيَرَانِيْ فِيْ الْيَقَظَةِ (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)

Maknanya: “Barangsiapa melihatku dalam mimpi, maka ia akan melihatku dalam keadaan jaga” (HR al-Bukhari dan Muslim) Dalam peringatan maulid ada pembacaan sirah nabawiyyah (sejarah hidup Nabi).

Disebutkan bahwa Nabi tumbuh dalam keadaan yatim. Maka keyatiman seseorang jangan sampai menghalanginya untuk berakhlak dengan akhlak-akhlak Nabi dan beradab dengan adab-adabnya. Rasulullah SAW bersabda:

 إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ (رَوَاهُ الْبَزَّارُ وَالْبَيْهَقِيُّ)

Maknanya: “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak-akhlak yang mulia” (HR al-Bazzar dan al-Baihaqi). Dalam rangkaian acara peringatan maulid Nabi, banyak sekali perbuatan baik yang dianjurkan oleh syariat, seperti pembacaan ayat Al Quran, sedekah makanan, doa bersama dan menjadi ajang silaturrahmi serta mengokohkan simpul-simpul tali persaudaraan antar sesama umat Islam. 

Dalam Alquran, kelahiran Nabi Muhammad SAW ke dunia merupakan rahmat dan karunia Allah terbesar bagi umat manusia. Karena itu, sudah sewajarnya muslim mengungkapkan kegembiraan atas rahmat Allah SWT atas kelahiran Sang Nabi mulia.

Pengungkapan rasa gembira itu memang dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan anugerah dari Tuhan. Sebagaimana firman Allah SWT:

 قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا “

Katakanlah: ‘Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya hendaklah (dengan itu) mereka bergembira’ “. (QS.Yunus: 58) Allah Ta’ala memerintahkan kita bergembira atas rahmat_Nya dan Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam jelas merupakan rahmat Allah terbesar bagi kita dan semesta alam.

Allah berfirman : وَمَا أرْسَلـْنَاكَ إلَّا رَحْمَةً لِلعَالَمِـيْنَ “

Dan Kami tidak mengutusmu kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta”. (QS.Al-Anbiya:107) Ibnu Katsir menjelaskan, melalui ayat tersebut Allah SWT memberitahukan bahwa Dia (Allah) menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat buat semesta alam.

Dengan kata lain, Dia mengutusnya sebagai rahmat buat mereka. Maka barang siapa yang menerima rahmat ini dan mensyukurinya, berbahagialah ia di dunia dan akhiratnya. Dan barang siapa yang menolak serta mengingkarinya, maka merugilah ia di dunia dan akhiratnya.

Ibnu Abbas mengatakan bahwa orang-orang yang mengikutinya beroleh rahmat di dunia ini dan di akhirat kelak. Sedangkan orang-orang yang tidak mengikutinya dapat terhindar dari cobaan berupa ditenggelamkan ke bumi, dikutuk, dan ditimpa azab yang pernah dialami oleh umat-umat lain sebelum mereka.

Adapun dalil hadis Maulid Nabi SAW memang tidak disebutkan secara eksplisit. Isnan Ansory dalam buku Pro Kontra Maulid Nabi menyebutkan, Syaikh as-Sayyid Zain Aal Sumaith, dalam karyanya Masail Katsuro Haulaha an-Niqosy wa al-Jidal, mendefinisikan Maulid Nabi Muhammad.

Yakni, memperingati hari kelahiran Rasulullah dengan menyebut-nyebut kisah hidupnya, dan setiap tanda-tanda kemulian dan mukjizat Nabi Saw dalam rangka mengagungkan kedudukannya, dan menampakkan kegembiraan atas kelahirannya.

Dari definisi tersebut dapat dipahami bahwa kegiatan yang dilakukan pada momen hari kelahiran Nabi Saw berwujud amalan-amalan ibadah yang bersifat mutlak.

Misalnya, melakukan pembacaan dan pengkajian tentang sirah Rasululullah melalui pembacaan syair-syair yang tertulis dalam kitab-kitab Maulid seperti al-Barzanji, Simtu ad-Duror, ad-Diba’, Maulid Syaraf al-Anam, ataupun melakukan kegiatan tertentu yang dikatagorikan ibadah mutlak seperti membaca shalawat, membaca Alquran, bersedekah, dan lainnya.

Editor : Mahesa Apriandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut