SERANG, iNewsBanten - Arab Saudi telah menyelenggarakan sebuah acara untuk merayakan festival Halloween yang pernah dilarang, dalam sebuah langkah bersejarah di saat Kerajaan konservatif itu ingin menerapkan reformasi sosial di bawah penguasa de-facto, Putra Mahkota Mohammed Bin Salman.
Dijuluki "Scary Weekend", acara Halloween itu berlangsung pada Kamis dan Jumat, (27 dan 28 Oktober) di Boulevard Riyadh. Berikut sejumlah faktanya :
1. Menuai Kritikan di Medsos
Orang-orang yang bersuka ria mengenakan kostum menakutkan dan pakaian mewah dan berpose untuk foto-foto yang telah dibagikan secara luas di media sosial.
Acara ini diadakan sebagai bagian dari Riyadh Season yang sedang berlangsung di ibukota Arab Saudi itu, demikian diwartakan Middle East Monitor.
Namun, perayaan di Kerajaan yang telah lama digambarkan sebagai "ultra konservatif", telah menuai kritik dari beberapa pengguna media sosial Muslim.
Banyak yang mengkritik Arab Saudi karena mengizinkan festival non-Muslim yang pernah dilarang, sementara yang lain menuduh pendirian agama Arab Saudi memiliki standar ganda dengan tidak mengizinkan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
2. Acara Halloween Sempat Dilarang
Menurut Arab News, "Sementara Halloween telah lama dijauhi di Teluk, para peserta di acara tersebut menggambarkan acara itu sebagai bentuk hiburan yang tidak berbahaya."
"Ini adalah perayaan besar, jujur, dan ada semangat kegembiraan. Dalam hal haram atau halal, saya tidak tahu tentang itu. Kami merayakannya hanya untuk bersenang-senang dan tidak ada yang lain. Kami tidak percaya pada apa pun," kata salah seorang peserta yang mengambil bagian dalam perayaan untuk pertama kalinya.
Editor : Mahesa Apriandi