CIANJUR, iNewsBanten - Tim Gabungan yang terdiri dari Mahasiswa Politeknik Negeri Bandung (Polban) bekerja sama dengan Komunitas Solar Generation dan Jabar Quick Response (JQR) memanfaatkan EBT atau gabungan dari energi baru (EB) dan juga energi terbarukan (ET) untuk membantu pemulihan kelistrikan di lokasi pengungsian korban musibah gempa bumi Cianjur, Jawa Barat.
Tim Gabungan tersebut dengan tindakan cakap dan tanggap menyisir desa-desa terdampak gempa Cianjur.
Diketahui, Solar Generation sendiri merupakan komunitas yang membidangi para generasi muda yang melek akan generasi baru, bersih dan terbarukan. Sedangkan Sedangkan JQR sendiri adalah kanal aduan kemanusiaan bagi masyarakat Jawa Barat, yang hadir untuk memberikan solusi atau pertolongan pertama bagi permasalahan yang bersifat kemanusiaan dan darurat, seperti bencana gempa bumi di Cianjur, Jawa barat.
M. Abdillah Faqih selaku Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (KEMA) Politeknik Negeri Bandung mengatakan, gerakan kemanusiaan tersebut awalnya didorong karena adanya informasi terkait gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat yang meluluhlantahkan lokasi kejadian dan menelan korban jiwa.
"Jadi sebetulnya gerakan ini bermula saat saya dan teman-teman sedang berkumpul lalu mendengar informasi bencana gempa di Cianjur," kata Ketua BEM KEMA Polban saat diwawancarai pada Jumat (2/12/2022).
Kata Faqih, selaku Ketua BEM KEMA Polban, dirinya dan teman-temannya terdorong untuk memberikan pertolongan atau bantuan kepada para korban bencana alam gempa bumi di Cianjur, namun bantuan yang ia berikan tidak seperti para relawan kemanusiaan lain yang memberikan bantuan makanan, minuman, pakaian dan lain-lain.
"Nah saat itu yang kita pikirkan ya mungkin sama seperti orang lain, ketika terjadi bencana di sekitar, mengumpulkan sedikit uang lalu membelikan sembako, obat-obatan atau kebutuhan-kebutuhan lainnya yang nantinya untuk disumbangkan," jelas Faqih.
Namun menurut Faqih, ketika terjadinya bencana seperti itu, yang dibutuhkan oleh para korban bukan hanya kebutuhan pokok saja, namun penerangan, air bersih, dan instalasi listrik pun dibutuhkan. Maka dari itu, mereka memilih untuk memberikan bantuan yang berbeda dari yang lain.
"Tapi setelah itu kami berpikir, sepertinya ketika terjadi gempa seperti itu, instalasi listrik, air bersih, itu pasti akan terhambat juga," pungkasnya.
Sebagai informasi, memang beberapa lokasi kejadian bencana alam gempa bumi Cianjur masih terdapat beberapa daerah yang belum diperbaiki instalasi listriknya, sehingga warga dan para relawan kemanusiaan kesulitan untuk menggunakan listrik.
Dijelaskan, gerakan tersebut juga lahir dari dorongan Tri Dharma perguruan tinggi yang mahasiswa Polban pegang dengan teguh. Yaitu Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
"Dan kebetulan karena kami mahasiswa politeknik yang mana sebagai mahasiswa kami memegang teguh tri dharma perguruan tinggi sepertinya kami bisa membantu dengan cara lain yaitu dengan bantuan energi dan filter air," tuturnya.
Mahasiswa Polban itu tidak bergerak sendiri dalam merencanakan pemberian bantuan energi kepada korban gempa bumi Cianjur, dirinya menggandeng komunitas lain seperti Solar Generation dan JQR.
"Setelah itu kami berdiskusi dengan rekan rekan, dan organisasi lain seperti Solar Generation dan JQR akhirnya dari situ muncullah ide untuk kami menggunakan Panel Surya atau Solar Cell di daerah Cianjur," Pungkasnya.
Faqih mengatakan, Solar Cell tersebut akan digunakan di lokasi yang membutuhkan seperti posko-posko yang belum terdapat instalasi listriknya.
"Yang mana Solar Cell ini dipasang di posko posko yang mana daerahnya belum diperbaiki instalasi listriknya dan memang untuk Solar Cell ini kami fokuskan kepada posko-posko yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk lampu dan charging station," Tegas Faqih.
Disampaikan, daerah yang mendapat bantuan atau menerima manfaatnya adalah Desa longkewang, padaluyu, sarampad, pasir ipis yang berlokasi di Kecamatan Cugenang.
Dan ia menjelaskan, kegiatan kemanusiaan yang menjadi bentuk implementasi Faqih dan kawan-kawan mahasiswa atas apa yang telah dipelajari di bangku perkuliahan itu diadakan pada hari Jumat (25/11).
Editor : Mahesa Apriandi