GUANGXI, iNewsBanten - Seorang petani yang sempat viral karena mempunyai istana, seorang petani ternyata bisa meraih sukses. Seperti seorang petani di China yang berhasil membangun istana 10 lantai.
Kisah petani yang membangun istana unik ini sempat viral di media sosial pada tahun lalu. Adapun bangunan 10 lantai tersebut berlokasi di kota Xinxu, Guangxi, China.
Bangunan tersebut menarik perhatian banyak orang karena tampilannya yang mencolok. Istana milik petani bernama Li Jiguang itu memiliki desain yang berbeda dari bangunan di sekitarnya.
Mengutip Oddity Central, bangunan unik itu dilaporkan telah menghabiskan dana sebesar 2,3 juta dolar AS atau jika dikonversi dengan kurs saat ini sekitar Rp36 miliar, namun belum rampung.
Adapun desain istana setinggi 30 meter, yang dibangun sejak 2014 tersebut dirancang sendiri oleh Li. Dia pun ingin mengubah istananya menjadi obyek wisata, di mana warga setempat bisa datang untuk bersantai.
Petani bangun istana unik 10 lantai senilai puluhan miliar, viral dan dikunjungi banyak orang. Foto Bastille Post
Petani bangun istana unik 10 lantai senilai puluhan miliar, viral dan dikunjungi banyak orang. Foto Bastille Post
Li membangun istananya di atas tanah yang dia dapatkan gratis dari pemerintah setempat. Itu karena pemerintah setempat mendukung keinginannya membuat bangunan dengan desain yang menarik perhatian. Sementara, dana puluhan miliar yang dikeluarkannya dialokasikan untuk membuat struktur bangunan tersebut.
Meski tak memiliki pengalaman di bidang desain bangunan karena sehari-hari bekerja sebagai petani, Li sudah gemar menggambar dan memahat sejak kecil. Dia juga sempat terjun ke industri konstruksi sehingga memahami dasar konstruksi ekologis.
Istananya diberi nama Peasant Art Building, di mana dasar desainnya terinspirasi dari arsitektur Rusia dan Barat. Namun, dia juga memberikan sentuhan gaya Prancis pada area pagar serta nuansa Tiongkok pada desain kamarnya.
Ada air mancur berbentuk teko. Pagar dari bangunannya dibuat dengan gaya Prancis. Perpaduan bangunan yang sulit dimengerti dan dipahami tersebut yang justru menjadi daya tarik utama.
Li juga menerapkan konsep futuristik pada beberapa ruangan. Dia melengkapi beberapa ruangan dengan layar LED dan penerangan dengan warna cerah.
Bangunan tersebut masih belum selesai sepenuhnya tahun lalu dan diperkirakan masih membutuh waktu yang lama untuk penyelesaiannya karena membutuhkan dana yang cukup besar. Kendati demikian, banyak pengunjung yang datang melihat, puncaknya terjadi selama Festival Musim Semi, dengan pengunjung mencapai puluhan ribu orang dalam sehari.
Artikel ini pernah tayang di iNews id.
Editor : Mahesa Apriandi