JAKARTA, iNewsBanten - Konversi motor konvensional bermesin bensin ke listrik menjadi salah satu kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Untuk mempercepat tren elektrifikasi, pemerintah mendorong program konversi dengan memberikan subsidi Rp5 juta.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan target kendaraan listrik dalam dokumen Grand Strategi Energi Nasional dan Rancangan NZE adalah sekitar 2 juta mobil listrik dan 13 juta motor listrik pada 2030.
“Kementerian ESDM telah menetapkan konversi motor BBM ke listrik sebesar 6 juta sampai tahun 2030 dengan manfaat mengurangi konsumsi BBM hingga 13,4 juta barel/tahun,” kata Arifin seperti dikutip dalam laman Pertamina, Senin (19/12/2022).
CEO Subholding Pertamina New and Renewable Energy (PNRE) Dannif Danusaputro mengatakan dalam mendukung program pemerintah, perlu dibangun ekosistem kendaraan listrik.
Sesuai penugasan menyediakan fasilitas atau infrastrukturnya terlebih dahulu, Dannif mengatakan Pertamina terus berusaha menyediakan sarana dan prasarana penunjang kendaraan listrik.
“Ini dilakukan agar masyarakat yang sudah menggunakan kendaraan listrik lebih percaya diri karena charging station maupun battery swapping station-nya sudah tersedia. Sehingga tidak ada kekhawatiran bagi masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik,” ujar Dannif.
Tak cukup sampai situ, Dannif juga menyampaikan bahwa Pertamina terus melakukan pengembangan ekosistem kendaraan listrik. Seperti pengembangan baterai yang akan menjadi standarisasi untuk digunakan pada motor listrik.
“Pertamina saat ini tengah mengembangkan bisnis baterai untuk mendukung optimalisasi ekosistem kendaraan listrik. Nantinya, motor-motor listrik maupun motor yang dikonversi bisa melakukan swapping atau penukaran baterai,” ucap Dannif.
Salah satu yang didorong oleh pemerintah adalah program konversi motor listrik yang rencananya juga akan mendapatkan subsidi sebesar Rp5 juta. Jelas, itu menjadi pilihan menarik karena bisa memiliki motor listrik dengan harga yang sangat terjangkau.
“Pertamina sangat mendukung program konversi motor listrik. Ke depannya motor-motor listrik dan konversi diharapkan dapat menggunakan baterai yang terstandarisasi sehingga bisa ditukar,” ujar Dannif.
Hingga saat ini, belum ada standarisasi mengenai baterai motor listrik, sehingga setiap produsen memiliki rancangannya masing-masing. Hal tersebut membuat penerapan penukaran baterai sulit dilakukan karena tidak semua motor listrik mengadopsi sistem tersebut.
Artikel ini sudah tayang di iNews.id
Editor : Mahesa Apriandi