SOLO, iNewsBanten - Ini sejarah Surakarta pernah menjadi kerajaan Majapahit, lalu kenapa Surakarta disebut Solo? ada sejarah panjang untuk menjawab pertanyaan tersebut. Selama ini masyarakat lebih familiar dengan Solo.
Namun demikian, banyak orang yang mempertanyakan apa perbedaan Surakarta dan Solo. Keduanya umum dianggap sebagai dua nama berbeda, meski sebenarnya merujuk pada satu sasaran yang sama.
Dalam sejarahnya, Surakarta pernah menjadi Kerajaan Mataram hingga Kerajaan Surakarta. Bahkan pernah juga menjadi daerah istimewa pada era awal kemerdekaan Republik Indonesia.
Berdasarkan data yang dihimpun dari berbagai sumber, Surakarta yang luas wilayahnya 44,04 kilometer persegi merupakan kota terbesar ketiga di Pulau Jawa bagian selatan setelah Bandung dan Malang.
Surakarta pernah dipimpin oleh Joko Widodo (Jokowi) selama dua periode, sebelum jadi Presiden. Kini, putra sulungnya yakni Gibran Rakabuming Raka yang memimpin Kota Solo.
Nama resmi kota ini sejak dulu memang Surakarta. Namun sebutan familiarnya Solo. Padahal Solo merupakan nama sebuah wilayah di Surakarta yaitu Desa Sala, kawasan berdirinya Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau Keraton Solo.
Kata Solo sebenarnya diambil dari nama sebuah tanaman yang sejak dahulu dipercaya banyak tumbuh subur memenuhi wilayah ini yaitu Sala. Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian mendalam terhadap satu buah pohon di halaman Keraton Surakarta.
Tetapi, penyebutannya Solo muncul sejak para kolonial Eropa memasuki daerah ini. Pengucapan kata Solo untuk menyebut Sala berlanjut terus-menerus hingga sekarang.
Sementara menurut penjelasan buku berjudul Kenangan Emas 50 Tahun Surakarta, nama Surakarta muncul di Desa Sala berawal dari peristiwa Bedhal Keraton, yaitu perpindahan Keraton Kartasura yang dirusak oleh pemberontak Cina.
Masuknya Keraton Surakarta di Desa Sala terjadi pada 17 Februari 1745 yang juga menjadi lahirnya Kota Sala sebagai pusat Kerajaan Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang baru.
Untuk itu Raja Sri Susuhunan Paku Buwana (PB) II menyampaikan bahwa mulai hari itu nama dan status desa Sala diubah menjadi ibu kota kerajaan dengan nama Kota Surakarta Hadiningrat.
Hingga kini kedua nama kota (Surakarta dan Solo) menandai sebuah sejarah alih kuasa dari satu pemimpin wilayah tersebut terhadap penguasa baru. Bahkan sampai sekarang terdapat perbedaan yang mencolok dalam penggunaan keduanya.
Jika Solo merupakan sebutan bagi sebuah desa berdasarkan ciri khasnya, maka Surakarta menjadi nama Keraton yang pada tahun 1670 menguasai wilayah tersebut. Keduanya memiliki periodik sejarah yang berbeda.
Itulah penjelasan dan riwayat sejarah kenapa Surakarta disebut Solo? Semoga bisa menambah wawasan dan pengetahuan tentang sejarah penyebutan Surakarta dan Solo.
Artikel ini telah tayang di iNews id. https://Jateng.inews.id/berita/kenapa-surakarta-disebut-solo-ini-penjelasan-dan-sejarahnya
Editor : Mahesa Apriandi