get app
inews
Aa Read Next : Berapa Hari Lagi Puasa 2023? Yuk Hitung Mundur Awal Ramadhan 1444 H

Tradisi Qunutan, Masyarakat Salira Kabupaten Serang Membuat Ketupat Pertengahan Ramadan

Kamis, 06 April 2023 | 11:40 WIB
header img
Masyarakat umumnya di Indonesia ketupat identik dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri, (Foto List)

SERANG, iNewsBanten - Meski umumnya di Indonesia ketupat identik dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri. Namun bagi masyarakat Salira dan sebagian daerah lain di Provinsi Banten, tidak hanya membuatnya pada hari raya saja, melainkan pada pertengahan atau hari ke -15 bulan Ramadhan.

Dan tidak terasa, pada malam ini, kamis (6/4/2023) bulan Ramadhan 1444 Hijriyah memasuki malam ke 15, ummat muslim di Desa Salira beramai-ramai menyambut tradisi ngupat atau ‘qunutan’ dengan kompak membuat ketupat.

"Tradisi qunutan atau ngupat ini merupakan refleksi bentuk rasa syukur kita setelah melewati separuh puasa yang diungkapkan masyarakat secara beramai-ramai dengan membuat ketupat dan diiringi dengan memasak hidangan lauk yang dianggap istimewa. Seperti Opor Ayam Rabeg Daging, Gulai dan sebagainya, kadang buat tambahan makan baso" ungkap Madsari

"Walaupun tradisi ini belum diketahui ada sejak kapan, tapi disinyalir sudah ada sejak era Kesultanan Banten," terangnya.

Madsari menjelaskan proses pembuatan ketupat hingga rangkaian tradisi qunutan. Mulai dari setelah malam hari tempurung ketupat dirangkai atau dibuat, diembunkan agar lemas kemudian pagi harinya diisi beras dan dimasak bersamaan dengan lauk dan sayur.

"Di masak pagi sampai siang, kemudian sore menjelang buka ada juga yang ba'da taraweh oleh masyarakat kompak mengumpulkan di masjid untuk do'a bersama, lalu setelah itu dibagikan lagi untuk dinikmati, disitu letak barokahnya," jelas pria yang akrab disapa Mad.

Ia berharap, meski jaman semakin modern dan serba instan, tradisi qunutan ini oleh masyarakat Salira bisa terus dijaga kelestariannya.

"Kalau dulu untuk bahan ketupat dari daun muda kelapa atau janur, masyarakat tinggal ambil di ladang, seiring maraknya alih fungsi lahan pertanian karena faktor pembangunan, mungkin sudah jarang pohonnya, dan janur harus beli, disitu ada peralihan proses, tapi intinya masyarakat Salira masih antusias menyambut tradisi qunutan ini. Tapi yang dikhawatirkan banyak generasi muda yang belum bisa membuat tempurung ketupat, harapannya sih para orang tua yang bisa mengajarkan kepada anak-anaknya, agar tradisi ini terus lestari," harapnya.

Dari pantauan langsung iNewsBanten di beberapa Daerah selain di Desa Salira, pada Rabu sore dan hari kamis (6/4/2023) malam, masyarakat nampak sebagian masih membuat kerangka ketupat di rumah masing-masing, bahkan ada yang membuatnya di halaman rumah sambil ngadem atau dapat udara segar. tutupnya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor : Mahesa Apriandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut