JAKARTA, iNewsBanten- Video seorang lelaki berada di atap rumahnya yang terseret banjir viral di media sosial
Banjir bandang melanda Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat (9/2/2024). Air luapan sungai merendam hampir sebanyak 1.500 rumah dengan ketinggian air mencapai 2 meter.
Dalam sejumlah unggahan video di media sosial, terlihat air berwarna cokelat menutupi setengah bangunan rumah. Mirisnya, ada sejumlah rumah yang hanyut terbawa derasnya arus banjir.
Bahkan ada video yang memperlihatkan rumah hanyut beserta isi serta pemiliknya. Video viral ini diunggah akun X (Twitter) @Pai_C1. Dalam video tersebut terlihat seorang pria tanpa pakaian berdiri di atap rumah yang terbawa hanyut arus deras banjir bandang.
Pria tersebut terlihat berusaha menyelamatkan diri dengan mencari celah untuk melompat dari atap rumahnya. Sayang, tidak ada pijakan yang dirasa tepat baginya untuk menyelamatkan diri sehingga dia tetap bertahan di atap rumahnya.
Beberapa kali, pria tersebut menundukkan kepalanya saat arus sungai membawa rumahnya yang hanyut melewati jembatan. Beruntung, pria tersebut masih selamat dan tak terbentur beton jembatan.
Namun, pada video lainnya terlihat rumah tersebut sudah hancur dan tenggelam ketika melintasi arus pertemuan. Pria yang bertahan di atap rumah tersebut juga sudah tidak terlihat lagi yang menjadi pertanyaan banyak netizen.
“Itu orang selamat apa gak sih, kasihan,” tulis @hasan_aen89.
“Innalillahi semoga bapaknya masih selamat dan ngga ada korban jiwa,” tilis @ourmici.
“Video ini mirip banjir besar semarang 1990 kejadiannya malam hari,sama persis ada orang diatas atap rumah hanyut di sungai garang smg orang itu minta tolong,banyak orang yg melihat tapi tak bisa menolong sesampainya dibendungan plered rumah dan orangnya tertelan kedasar bendungan,” tulis @KebabKinos51234.
Tetapi, terdapat unggahan video yang memperlihatkan pria tersebut selamat dan menceritakan kejadian yang dialaminya. Pria tersebut terlihat sudah mengenakan pakaian berwarna hitam dan sarung cokelat kotak-kotak.
Diceritakan olehnya, rumahnya tepat berada di tepian sungai sehingga arus deras membawa tempat tinggalnya. Dia mengaku melompat ke pohon dan tepian untuk menyelamatkan diri meski sempat terbentur beberapa kali.
Editor : Mahesa Apriandi