get app
inews
Aa Read Next : Malam Nuzulul Qur'an Wali Kota Cilegon Didampingi Camat Jombang Santuni Puluhan Anak Yatim

Hikmah bagi Umat Islam Dalam Khutbah Jumat Singkat tentang Nuzulul Quran

Jum'at, 29 Maret 2024 | 10:00 WIB
header img
Foto: Ilustrasi teks khutbah Jumat singkat tentang nuzulul quran. (Layar tangkap)

iNews Banten - Hikmah nujulul quran bagi umat islam. Khutbah jumat singkat bisa direfrensikan bagi khatib sholat jumat.
Nuzulul Quran merupakan peristiwa diturunkannya wahyu Allah SWT yakni Al Quran kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril alaihisalam secara berangsur-angsur.

Peristiwa nuzulul quran itu terjadi pada 17 Ramadhan tahun 41 dari kelahiran Nabi SAW. Saat itu, Nabi Muhammad SAW menerima wahyu lima ayat dari Surat Al-'Alaq di Gua Hira saat sedang bertahannus.

Hal itu disebutkan dalam Al Quran, Surah Al Baqarah Ayat : 185,  Allah SWT berfirman:


شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ.

Latin: Syahru Ramadhaanal ladzii unzila fiihil qur'aaanu hudan linnaasi wabayyinaati minal hudaa wal furqaan

Artinya: Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil).” (QS. Al Baqarah: 185).

Berikut khutbah Jumat tentang Nuzulul Quran, Hikmah Diturunkannya Al Quran dilansir dari Buku Kumpulan Naskah Khutbah Jumat Kemenag

Khutbah Jumat Singkat tentang Nuzulul Quran
Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ المُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ
فَأُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتًّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Puji syukur ke Hadhirat Ilahi Rabbi, Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad Saw. Beserta keluarga, para sahabatnya, dan para pengikutnya yang istiqamah di dalam sunnah-sunnahnya.

Mengawali khutbah kali ini, saya ingin berwasiat, terutama kepada diri saya sendiri dan umumnya kepada saudara-saudaraku seiman dan seperjuangan. Marilah! Kita tingkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Swt supaya bahagia hidup kita baik di dunia maupun di akhirat kelak. Amiin.

Dalam beberapa hari ke depan, kita ummat Islam akan memeringati peristiwa bersejarah yakni Nuzulul Quran atau turunnya Al Quran yang terjadi di Bulan Ramadhan.

Pada bulan suci yang penuh rahmat dan maghfirah atau ampunan itu telah terjadi peristiwa agung dibelahan bumi kering tandus, dengan tercurahnya rahmat Allah SWT yang melimpah menyiram kegersangan kehidupan manusia dan alam semesta.

Al Qur'an sebagai kalam Allah SWT diturunkan ke dunia melalui Nabi Muhammad SAW, Rasulullah pembawa amanat yang jujur dan terpercaya. 

Al Quran yang diembannya berisikan undang-undang dan petunjuk bagi umat manusia dalam mengatur dan mengarahkan tujuan hidup dan kehidupan. Hal ini ditegaskan oleh Allah SWT dalam surat AI Baqarah, ayat 185.  

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ.

Latin: Syahru Ramadhaanal ladzii unzila fiihil qur'aaanu hudan linnaasi wabayyinaati minal hudaa wal furqaan

Artinya: Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil).” (QS. Al Baqarah: 185).

Lanjutan Khutbah I
Cahaya Al-Qur'an telah menyinari seluruh pelosok dunia, bukan saja sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi pribadi yang menghendaki ketentraman, kedamaian dan kebahagiaan, tetapi juga memberikan petunjuk dan pedoman mengenai sistem berkeluarga, berrnasyarakat, bahkan bernegara. 

Pada kenyataannya, diturunkannya Al-Qur'an telah memberikan beberapa hikmah yang dapat kita petik dari kandungan masing-masing ayatnya yang penuh dengan mukjizat itu, antara lain yaitu "hikmah kebajikan".

Hadirin sidang Jum'at yang berbahagia!

Kebajikan merupakan suatu nilai yang masih sering diperdebatkan orang, mulai dari debat kusir hingga debat argumentatif, yaitu dengan mengemukakan alasan yang kuat bukan hanya pada zaman sekarang melainkan sejak setan menggoda Adam dan Hawa disurgao Selagi pengertian dan pemahaman kebajikan itu masih didasarkan pada nalar akal manusia, selama itu pula perdebatan mengenai nilai kebajikan itu tidak akan pemah selesai.

Oleh karena itu agama Islam menggariskan tentang pengertian kebajikan yang hakiki seperti yang digariskan firman Allah SWT dalam surat AI Baqarah ayat 177 :

Nilai kebajikan yang terkandung pada ayat di atas bukanlah dengan menghadapkan wajah kearah barat atau timur, bukan dengan berkiblat dan menyembah kepada bendabenda atau makhluk halus, tetapi nilai kebajikan yang tersurat dan tersirat pada ayat tersebut meliputi 4 faktor yang saling berkaitan dan harus disatupadukan dalam praktek hidup dan kehidupan manusia yaitu : 

1. Segi Aqidah 

Segi aqidah yang terkandung dalam kalimat "beriman kepada Allah SWT, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi Allah". Manusia sering terperosok kedalam suatu kepercayaan semu dan dijadikan sebagai pegangan dalam hidup dan kehidupan. 

Al-Qur'an menyodorkan ideologi yang tegas, tidak pemah berubah, dan tidak pernah ada orang yang sanggup mengubahnya.
Ideologi Al-Qur'an didasari keimanan kepada keEsaan Allah SWT, secara mutlak. Al-Qur'an mengajarkan tiada Tuhan selain Allah SWT dan hanya kepada-Nya lah manusia berserah diri. Tauhid dalam Islam adalah mumi, tidak bercampur dengan nilai-nilai kepercayaan lain.

2. Segi sosial ekonomi 

Segi ekonomi yang terkandung dalam kalimat "memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir dan orang-orang yang meminta-minta serta hamba sahaya". 

Kita sebagai muslim harus mempunyai kesetiakawanan sosial yang tinggi dan peka terhadap kondisi sosial yang ada disekitar kita. Konsekwensinya kita harus menjadi orang yang penderma, jangan berharap menjadi orang yang diberi derma, sebagaimana anjuran Rasulullah SAW.

3. Segi Ibadah 

Segi ibadah yang terkandung dalam kalimat "mendirikan shalat dan menunaikan zakat". Dalam kehidupan manusia terkadang ada hal-hal yang tidak terjangkau oleh otak, tak dapat diraba oleh hati, tetapi hal-hal yang luar biasa itu kerap kali muncul dalam bentuk yang nyata.

4. Segi moral  

Segi Moral yang terkandung dalam kalimat "dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan". 

Tidaklah sempurna kiranya betapapun seseorang telah menjalankan shalat, menunaikan zakat, dan ibadah-ibadah lain tanpa disertai oleh sikap moral yang baik atau "al-akhlaqul karimah" pada dirinya.

Tidak sedikit orang yang rajin shalat, menunaikan zakat bahkan sudah bertitel haji sekalipun ucapanucapannya masih sering melontarkan kata-kata kotor, keji, mengumpat, menyakiti orang lain, berbohong dan sebagainya. Maka disinilah diperlukan ajaran moral menurut Islam agar manusia dapat bersikap dan bertindak dengan penuh nilai kebajikan dan nilai kemuliaan.

Demikian khutbah Jumat Nuzulul Quran, hikmah diturunkannya Al Quran ke bumi untuk keselamatan manusia.

Wallahu A'lam

Editor : Mahesa Apriandi

Follow Berita iNews Banten di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut