Omi menilai, tanpa biopori, area tanah berdiameter 10 cm hanya memiliki luas bidang penyerapan 78 cm persegi.
"Intinya, biopori juga bermanfaat untuk menjaga keberadaan air tanah dan kelestarian mata air. Teknik ini menjadi alternatif penyerapan air hujan di kawasan yang memiliki lahan terbuka yang sempit, dan juga dapat meminamilisir adanya genanagn yang mengakibatkan banjir," ucapnya.
Dari sisi ekologi, Omi mengungkapkan, lubang biopori juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana mengubah sampah organik menjadi kompos.Pengomposan sampah organik mengurangi aktivitas pembakaran sampah yang dapat meningkatkan kandungan gas rumah kaca di atmosfer.
"Jadi, setelah proses pengomposan selesai, kompos ini dapat diambil dari biopori untuk diaplikasikan ke tanaman. Kemudian biopori dapat diisi dengan sampah organik lainnya," ungkapnya.
"Biopori juga dapat meningkatkan aktivitas organisme dan mikroorganisme tanah sehingga meningkatkan kesehatan tanah dan perakaran tumbuhan sekitar. Organisme dan mikrorganisme tanah memiliki peran penting dalam ekologi diantaranya sebagai detritivora dan pengikat nitrogen dari atmosfer," sambungnya.
Pihaknya berharap, masyarakat dapat membuat lubang biopori di halamn rumahnya.
Editor : Mahesa Apriandi