CILEGON, iNewsBanten - Seorang anak remaja di Jombang Kali, Kelurahan Masigit, Kecamatan Jombang, Kota Cilegon berinisial R, menjadi korban penipuan. Dengan kata istilah metode yang tergolong lama dan memanfaatkan teknik hipnotis melalui panggilan via telfon), R selaku korban menceritakan dan mengaku ter hipnotis hingga tanpa sadar mengirimkan uang sebesar Rp 1.7 juta kepada pelaku, pertama Rp 200 ribu kemudian sebesar Rp 1.5 Juta secara di transfer via Gopay. Peristiwa ini terjadi sekira pada siang hari pukul 11.00 WIB, Rabu (5/6/2024) kemarin.
Lebih lanjut, R menceritakan awal mula kontak dengan pelaku dimulai dari sebuah panggilan telepon yang diduga tidak dikenal nomor kontak tersebut. Namun, keadaan berubah ketika R (korban hipnotis, red) mengangkat panggilan via telfon tersebut dengan asumsi bahwa itu adalah panggilan penting dari keluarga atau family nya.
"Di situ lah percakapan via telfon pun terjadi antara R dan pelaku," ungkapnya.
Pelaku diduga menggunakan teknik hipnotis melalui via telfon terhadap R, yang mengira sedang berbicara dengan keluarga atau family nya padahal nomor kontak tersebut tidak dikenal, saat itu korban menuruti perintah pelaku tanpa berani menolak. Beberapa menit kemudian, R menyadari bahwa seluruh uangnya telah raib karena ter transfer kepada pelaku.
Situasi menjadi semakin tidak wajar atau spontan ketika pelaku meminta R disuruh untuk mengambil uang yang berada di rumahnya. Pada titik ini, R sadar telah menjadi korban penipuan dan segera menutup komunikasi dengan pelaku.
"Tanpa disadari di situ aku sadar dan telah men transfer uangnya sebesar Rp 1.7 juta via tf atau via Gopay," kata R.
R segera melaporkan kejadian yang menimpanya kepada orangtuanya. Namun, hingga saat ini, pelaku belum dapat dilacak atau tidak terlacak. S selaku orangtua korban mengaku telah memblokir pelaku dan menyadari. Setelah mendapatkan cerita tentang kejadian R uangnya telah lenyap.
Kasus ini menyoroti kerentanan para korban berikutnya terhadap tindak penipuan yang semakin canggih dan memanfaatkan teknologi. S (orangtua korban, red) juga mengimbau kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati, waspada dan tidak mudah terpengaruh oleh modus-modus penipuan yang menggunakan teknik psikologis seperti hipnotis.
Kejadian ini telah menjadi pembelajaran penting untuk meningkatkan kehati-hatian dalam berinteraksi dengan komunikasi via telfon ataupun komunikasi online yang tidak dikenal.
Editor : Mahesa Apriandi