get app
inews
Aa Text
Read Next : Kisah Alza yang Bisa Kuliah Gratis di UGM karena Langganan Juara Main Catur

Kisah Ahmad Yuli Setiawan, Anak Buruh Tani dan Penjaga Malam SLB di Bantul Masuk UGM tanpa Tes

Jum'at, 28 Juni 2024 | 15:24 WIB
header img
Ahmad Yuli Setiawan yang akrab disapa Awan. Siswa SMAN 3 Bantul ini berhasil diterima di Fakultas Peternakan (Fapet) UGM tahun 2024. Foto: UGM

JAKARTA, iNewsBanten - Kisah inspiratif datang dari Ahmad Yuli Setiawan yang akrab disapa Awan. Siswa SMAN 3 Bantul ini berhasil diterima di Fakultas Peternakan (Fapet) UGM tahun 2024 melalui jalur SNBP.

Orang tuanya, Riyanta (49), tidak dapat menahan tangis bahagia. Dia menceritakan tentang anak semata wayangnya dan masih tidak percaya bahwa Awan bisa diterima di UGM tanpa tes.

Meski Tunanetra dan Anak Petani Desa, Bayu Aji Firmansyah Berhasil Lulus Cumlaude IPK 3,83 di UNY

Bukan hanya itu, Awan juga tidak dikenakan biaya pendidikan karena mendapatkan subsidi Uang Kuliah Tunggal (UKT) 100 persen, sehingga dibebaskan dari biaya kuliah selama menjalani studi.

“Saya sampai sekarang masih setengah tidak percaya,” ucap Riyanta terbata-bata seperti yang dikutip dari laman UGM, Jumat (28/6/2024).

Riyanta mengaku bahwa selama ini dirinya merasa tidak banyak berperan dalam pendidikan Awan, termasuk untuk memikirkan perguruan tinggi. Selama di SMA, Awan juga tidak pernah mengikuti les tambahan, baik di sekolah maupun di luar.

 

Di Usia 22 Tahun, Natalia Devita Purnama Berhasil Menjadi Wisudawan S2 Termuda ITB 

“Karena memang saya tidak memiliki biaya untuk membayar les. Saya juga masih memiliki tunggakan di SMA Awan sebesar Rp1,5 juta,” katanya.

Riyanta dan Wantinem, orang tua Awan, bekerja sebagai buruh tani. Untuk menambah penghasilan keluarga, Riyanta juga bekerja menggembalakan sapi dan jaga malam di SLB dekat rumahnya.

Sementara itu, Wantinem adalah seorang ibu rumah tangga yang kesehatannya menurun setelah mengalami tiga kali kecelakaan jatuh.


Kisah Ulfatun, Anak Buruh Ukir Hidup Pas-pasan, Raih Beasiswa S2 di UGM Lulus IPK Cumlaude 3,89

“Kesehatan saya memang terbatas untuk berjalan dan melakukan aktivitas karena sakit. Saya mungkin memiliki masalah pada syaraf kaki. Kadang saya menjalani terapi,” kata Wantinem yang didampingi oleh Riyanta ketika ditemui di rumah mereka di Kauman, Wijirejo, Pandak, Kabupaten Bantul.

Editor : Mahesa Apriandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut