Muhajir menambahkan, program ini selaras dengan upaya swasembada pangan yang diusung Presiden Prabowo Subianto serta inisiatif Kementerian Desa dan PDT yang mendorong desa untuk menyediakan suplai makanan secara mandiri. Juga dirinya ingin menjadikan Kali Ciujung sebagai tempat kehidupan kedua bagi masyarakat bantaran sungai yang sudah puluhan tahun tidak memfungsikan kali sebagai kebutuhan sehari-hari, ungkapnya.
"Jika program Pemda agenda punya Bedolan Pamarayan, wilayah Serang Utara harusnya punya konsep 'Festival Sungai Ciujung' yang jelas-jelas Ciujung punya sejarah kelam yang menjadi sumber pengairan dan Pertanian di Serang Utara," jelasnya.
Sementara itu, Rasyid Ridho selaku aktivis dari Serang Utara sekaligus mantan Ketua Umum PP Gamsut periode 2015-2017 menyoroti aspek pencemaran sungai Ciujung yang tidak hanya berasal dari limbah industri. Tetapi juga limbah rumah tangga dan kebiasaan masyarakat yang membuang sampah ke sungai.
"Pemerintah dan kelompok masyarakat harus bersinergi dalam melakukan sosialisasi yang lebih intensif untuk meningkatkan kesadaran warga sekitar sungai Ciujung," ucap Ahmad.
Lebih lanjut, melalui Mimbar Bebas ini, PP GAMSUT menyerukan kepada seluruh pihak terkait agar bersama-sama menuntaskan permasalahan sungai Ciujung. Selain penyelesaian pencemaran industri.
"Diperlukan juga pembinaan serta edukasi kepada masyarakat sekitar untuk menjaga sungai sebagai sumber kehidupan dan kesejahteraan bersama," pungkasnya.
Editor : Mahesa Apriandi