SERANG, iNewsBanten - Sebagai negara demokrasi, perkembangan Lembaga survei menjadi indikator utama dalam memprediksi hasil dalam kontestasi politik. Namun, hasil akhir pemilu tidak jarang membuktikan bahwa strategi politik yang tepat dapat mematahkan prediksi survei, sekaligus menunjukkan dinamika politik yang sulit ditebak. Fenomena ini menggarisbawahi pentingnya strategi yang dirancang untuk merespons realitas di lapangan, di luar angka-angka yang tercermin dalam survei.
Terutama pada Pemilihan Kepala Daerah (pilkada) Banten 2024, Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Andra Soni-Dimyati Natakusuma berhasil mengejutkan publik terutama masyarakat Banten, dengan mematahkan hasil survei yang sebelumnya memprediksi mereka berada di posisi rendah dalam tingkat elektabilitas. Karena menurut hasil perhitungan Lembaga Survei Indonesia (LSI), Airin - Ade masih tetap unggul di angka 73,7 persen. Sementara itu, elektabilitas Andra - Dimyati hanya sekitar 12,2 persen.
Sedangkan pada hasil perhitungan cepat pemilu yang di lakukan oleh Lembaga Charta politika Indonesia menunjukkan kemenangan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Andra Soni-Dimyati Natakusuma 57,52 persen sehingga kekalahan telak bagi pasangan Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi memperoleh 42,48 persen dengan toral suara masuk 85 persen, tidak dapat dipungkiri sebagai pendatang baru yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) menjadi bukti nyata bahwa dinamika politik tidak selalu dapat diukur melalui angka survei.
*Keterbatasan Survei dalam Mengukur Realitas Politik*
Efek Bandwagon dan Underdog, hasil survei sering kali memengaruhi preferensi pemilih, namun efeknya bisa berbalik. Efek Bandwagon terjadi ketika pemilih mendukung kandidat yang dianggap akan menang berdasarkan survei. Namun, hasil pemilu kali ini mengungkap bahwa survei mungkin tidak sepenuhnya menangkap dinamika lapangan. Faktor-faktor seperti perubahan preferensi pemilih menjelang hari pemungutan suara, efektivitas kampanye, serta isu-isu lokal yang berkembang dapat memengaruhi hasil akhir, sesuatu yang sering kali luput dari radar survei.
*Strategi Kampanye yang Efektif*
Strategi politik yang efektif menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan dalam dunia politik, memenangkan hati masyarakat, dan bukan hanya terfokus pada sekadar survei elektabilitas. Politik tidak hanya tentang jumlah suara atau popularitas sesaat, tetapi lebih pada bagaimana membangun hubungan dengan pemilih, menyusun agenda yang relevan dengan isu-isu local yang dihadapi masyarakat, dan memanfaatkan peluang dengan bijaksana.
*Kepercayaan Publik yang Tumbuh*
Dalam konteks pemerintahan, kepercayaan publik menjadi pilar yang sangat berharga. Kepercayaan ini memungkinkan implementasi kebijakan berjalan lebih efektif karena rakyat cenderung mendukung keputusan yang dianggap mewakili kepentingan mereka. Sebaliknya, ketika kepercayaan publik menurun, resistensi terhadap kebijakan sering meningkat, yang dapat menghambat pelaksanaan program pemerintah. Masyarakat kini mulai melihat kualitas pemimpin dari perspektif yang berbeda. Ini memberikan sinyal positif bagi demokrasi, di mana pemilih semakin matang dalam menentukan pilihannya berdasarkan program dan visi yang ditawarkan, bukan sekadar popularitas semata.
Sehingga pada Pemilihan Kepala Daerah (pilkada) Banten 2024 menjadi bukti bahwa politik penuh dengan kejutan. Meski survei elektabilitas tetap menjadi alat penting dalam memahami preferensi pemilih, hasil pemilu ini mengingatkan kita bahwa suara rakyat di tempat pemungutan suara adalah penentu akhir. Kemenangan pada pemilihan bukan hanya tentang angka, tetapi juga tentang membangun kepercayaan masyarakat dan menghadirkan perubahan yang nyata
Editor : Mahesa Apriandi