get app
inews
Aa Text
Read Next : Sinergi Integritas, Pengukuhan Forkimimba Tingkat Provinsi, Kota dan Kabupaten se-Provinsi Banten

Aktivis Brantas Kecam Bupati-Wakil Bupati Pandeglang: Warga Cadasari-Tapos Swadaya Perbaiki Jalan

Selasa, 13 Mei 2025 | 23:31 WIB
header img
Warga Cadasari secara swadaya perbaiki jalan.

PANDEGLANG, iNewsBanten — Aksi swadaya yang dilakukan puluhan warga Desa Cadasari dan Desa Tapos, Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang, untuk memperbaiki jalan rusak sepanjang 2,5 kilometer memicu gelombang kritik terhadap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang. Salah satunya datang dari Barisan Rakyat Untuk Transparansi (Brantas) DPD Kabupaten Pandeglang, yang menilai kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati yang baru belum menunjukkan komitmen nyata terhadap perbaikan infrastruktur dan pelayanan publik.

 

Ketua DPD Brantas Pandeglang, Iwan, menilai kondisi ini sebagai bukti nyata kegagalan pemerintah dalam mengurus kebutuhan dasar warganya. Ia menegaskan bahwa jalan yang rusak selama lebih dari dua dekade adalah simbol pengabaian, bukan sekadar kekurangan anggaran. Selasa, (13/05/2025).

 

“Ini bukan soal jalan saja, ini soal harga diri masyarakat yang selama puluhan tahun hanya dijadikan objek janji politik. Bupati dan Wakil Bupati baru ini datang dengan semangat perubahan, tapi nyatanya rakyat tetap membenahi hidupnya sendiri tanpa kehadiran negara,” tegasnya.

 

Brantas menuding kepemimpinan baru di Pandeglang masih terjebak pada pencitraan dan formalitas belaka. Menurutnya, hingga hari ini belum ada langkah konkret, apalagi kebijakan progresif yang mencerminkan keberpihakan kepada rakyat kecil.

“Baru menjabat bukan berarti baru belajar. Rakyat Pandeglang tidak butuh pemimpin yang hanya bisa tersenyum saat dilantik dan mengelilingi acara seremonial, tapi abai terhadap kondisi jalan, air bersih, pendidikan, dan listrik,” tambahnya.

 

Aksi swadaya ini disebut sebagai bentuk “mosi tidak percaya” warga terhadap Pemkab Pandeglang. Warga yang memperbaiki jalan secara bergotong royong tanpa bantuan satu pun dari pemerintah, menunjukkan bahwa kehadiran negara di level akar rumput nyaris tidak terasa.

 

Sebelumnya Mahmud, warga Kampung Waas, Desa Cadasari, menyebut perbaikan jalan ini sudah lama diusulkan namun selalu berakhir dengan janji kosong. “Lebih dari 20 tahun jalan ini rusak. Kami sudah bosan dijanjiin tiap mau pemilihan. Kali ini kami bangun sendiri, tanpa kepala desa, tanpa camat, tanpa bupati,” katanya.

 

Tak hanya jalan rusak, wilayah tersebut juga minim penerangan jalan umum, sehingga berbahaya bagi pengguna jalan di malam hari. Warga menilai pemerintah tidak punya empati terhadap keselamatan mereka.

 

Sebagai bentuk protes terbuka, warga berencana mendatangi Pendopo Bupati Pandeglang setelah perbaikan jalan selesai, sambil membawa sound system sebagai bentuk ekspresi kekecewaan.

“Kalau Pemkab Pandeglang tidak mampu mengurus jalan ini, lebih baik kewenangannya dihibahkan saja ke rakyat. Toh, kami yang kerja, kami yang tanggung beban,” ujar Mahmud.

 

Brantas menyatakan akan mengawal rencana aksi warga ini dan mengajak masyarakat lainnya untuk ikut mengawasi serta menagih janji-janji perubahan yang disampaikan saat kampanye lalu.

 

“Bupati dan Wakil Bupati harus sadar, rakyat hari ini tidak mudah ditipu lagi dengan baliho dan janji-janji populis. Pandeglang butuh pemimpin yang bekerja, bukan yang hanya tampil di kamera,” tegas Ketua Brantas.

 

Brantas juga mendesak DPRD Kabupaten Pandeglang untuk segera memanggil pihak eksekutif guna mempertanggungjawabkan lambannya respon terhadap persoalan infrastruktur desa.

 

“Kalau DPRD hanya diam, maka rakyat berhak mempertanyakan, siapa yang mereka wakili: rakyat atau kekuasaan?” pungkasnya.

Editor : Mahesa Apriandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut