get app
inews
Aa Text
Read Next : Ini Alasan Pemilik Vila di Sukabumi Sumbangkan Uang Bantuan KDM Rp100 Juta untuk Masjid

Setia Mengajar di Pedalaman Pandeglang, Guru Ini Digaji Tak Lebih dari Sepiring Nasi

Kamis, 22 Mei 2025 | 07:09 WIB
header img
Guru Honorer Asal Pandeglang 14 Tahun Mengabdi, Digaji Hanya Rp12.500 per Hari, Foto Sumber Fb Sekedar Info

PANDEGLANG, iNews Banten – Potret buram kesejahteraan guru honorer kembali mencuat dari wilayah Banten. Dedi Mulyadi, seorang guru honorer asal Kabupaten Pandeglang, telah mendedikasikan dirinya untuk mengajar di SD Negeri Pasirlancar 2, Desa Pasirlancar, Kecamatan Sindangresmi, selama lebih dari 14 tahun. Namun, hingga kini ia hanya menerima honor sebesar Rp12.500 untuk setiap kali hadir mengajar.

"Terus terang kalau masalah gaji, saya ngitung kehadiran. Sekali hadir itu saya digajinya cuma Rp12 ribu. Kalau tidak hadir, saya tidak dapat apa-apa," ujar Dedi, dikutip dari akun Facebook @sekedar.info, Kamis (22/5/2025).

Dedi mengajar dari pukul 07.00 hingga 12.00 setiap hari, mendampingi siswa-siswi di bangku sekolah dasar di wilayah terpencil Pandeglang. Ia menyebut, dalam sebulan pendapatannya sangat bergantung pada kehadiran. Jika berhalangan karena sakit atau ada keperluan keluarga, otomatis tidak ada penghasilan yang masuk.

"Kalau saya bisa hadir terus, bisa terkumpul sekitar Rp300 ribuan per bulan. Tapi kalau sering alpa, ya lebih sedikit lagi," ungkapnya.

Kisah Dedi menggambarkan kondisi nyata ribuan guru honorer di pelosok negeri yang bertahan dalam keterbatasan ekonomi demi mencerdaskan anak bangsa. Meski dengan penghasilan yang jauh dari layak, semangatnya dalam mendidik tidak pernah surut.

"Saya hanya berharap ada perhatian dari pemerintah agar nasib guru honorer bisa lebih baik. Banyak dari kami yang sudah lama mengabdi, tapi belum ada kejelasan soal status atau peningkatan kesejahteraan," kata Dedi.

SD Negeri Pasirlancar 2 sendiri merupakan sekolah negeri yang berada di kawasan perbukitan dan akses yang cukup sulit dijangkau. Sebagian besar siswa berasal dari keluarga petani dan buruh harian. Meski sarana dan prasarana pendidikan masih terbatas, para guru tetap berupaya maksimal memberikan pendidikan dasar bagi anak-anak di desa tersebut.

Pemerintah pusat maupun daerah diharapkan segera mengambil langkah konkret untuk memperbaiki sistem penggajian guru honorer, serta memberikan kepastian status kepegawaian, demi menjamin mutu pendidikan di daerah tertinggal.

Editor : Mahesa Apriandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut