DPD Brantas Kota Serang, Investasi Masuk ke Banten Jangan Dihambat Premanisme Pemerintah Harus Hadir

SERANG, iNewsBanten - Dewan Pengurus Daerah (DPD) Brantas Kota Serang, Yana Suryana menyuarakan keprihatinannya terhadap praktik premanisme yang masih menjadi momok bagi para investor di daerah. Ia mendesak pemerintah daerah dan aparat penegak hukum untuk tegas memberikan jaminan keamanan demi terciptanya iklim investasi yang sehat dan berkelanjutan.


Dalam keterangannya kepada media, Sabtu (31/5/2025) Ketua Umum DPD Brantas Kota Serang, Yana Suryana menyebut bahwa salah satu penghambat masuknya investor ke wilayah Banten, khususnya sektor industri dan infrastruktur, adalah maraknya tindakan premanisme dan pungutan liar yang tidak jarang melibatkan oknum-oknum tidak bertanggung jawab.

"Investor butuh kepastian hukum dan jaminan keamanan. Kalau masih ada premanisme, bagaimana mereka mau masuk? Pemerintah harus hadir dan tegas," ujarnya.



Ia menilai bahwa potensi Banten, terutama di wilayah selatan, sangat besar untuk dikembangkan sebagai kawasan investasi strategis. Namun, menurutnya, potensi itu bisa tertahan apabila aparat dan pemerintah tidak menunjukkan keberpihakan yang nyata kepada penegakan hukum.

Baca Juga

DPD Brantas Kota Serang Soroti Lambatnya Penyaluran Biaya Operasional Pembuatan TPS

Yana juga menyoroti kasus-kasus di mana pihak investor merasa terintimidasi oleh kelompok-kelompok yang mengklaim wilayah atau melakukan pemalakan berkedok "jasa pengamanan lokal".

"Ini harus dibersihkan. Jangan sampai masyarakat kehilangan manfaat besar dari investasi hanya karena segelintir oknum yang bermain kekuasaan dan intimidasi," tegasnya.



Yana mengajak seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pemda, kepolisian, tokoh masyarakat, hingga ormas lokal, untuk bekerja sama menjaga kondusivitas daerah demi masa depan ekonomi yang lebih baik.

Dengan iklim investasi yang bersih dan aman dari premanisme, Hasan Hasbi optimistis Banten akan menjadi daerah tujuan investasi yang diperhitungkan di tingkat nasional, bahkan internasional.

Editor : Mahesa Apriandi