get app
inews
Aa Text
Read Next : Isi Gas Dikurangi Diam-Diam, Mafia LPG Subsidi di Serang Rugikan Negara Rp3,3 Miliar

Gaji Tak Manusiawi, Guru Honorer Nyambi Jualan Es Pisang Ijo

Minggu, 01 Juni 2025 | 08:49 WIB
header img
Foto Tangkapan Layar @Fb Sekedar Info

iNewsBantenPotret perjuangan guru honorer kembali menyedot perhatian publik setelah dibagikan oleh akun Sekedar Info di media sosial. Nur Hidayat, guru olahraga di SDN 1 Kabunderan, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, harus berjualan es pisang ijo keliling usai mengajar demi menutupi kebutuhan keluarganya.

Setiap hari, Yayat—sapaan akrabnya—mengendarai sepeda motor menyusuri permukiman warga menawarkan dagangannya. Ia hanya menerima gaji Rp700.000 per bulan, yang nyaris tidak cukup untuk kebutuhan hidup bersama istri dan anaknya.

“Kalau cuma andalkan gaji tidak cukup. Gaji yang saya terima hanya cukup untuk menutupi biaya transportasi sehari-hari,” ujar Yayat, dikutip dari unggahan tersebut.

Usai jam sekolah, Yayat mengganti seragamnya dan melanjutkan pekerjaan sebagai pedagang es keliling. Pendapatan tambahan berkisar antara Rp50.000 hingga Rp100.000 per hari, tergantung keramaian.

“Harapan saya agar nasib kami diperhatikan. Minimal cukup untuk kebutuhan hidup sehari-hari,” ucapnya.

Kisah Yayat mengundang simpati dan kemarahan warganet yang menyayangkan rendahnya penghargaan negara terhadap profesi guru honorer.

“Saya honorer 2005–2023 tak dapat uang pensiunan, rumah saja nggak punya… kerja untuk makan aja kurang, sekarang usia sudah tua… nggak punya rumah, nggak punya pensiunan. Nasib, nasib,” tulis akun Angel Gold.

Warganet lain, Imam M, menyoroti ketimpangan sosial: “Sementara pejabat terkait guru seperti ini cuek, nggak mikirin dan terus menumpuk harta kekayaan setinggi gunung. Bener nggak?”

Sementara itu, Wong Jowo menyebut seharusnya anggaran pemerintah cukup jika ada kemauan politik:

“Kalau 3000 honorer dijadikan 3 juta per bulan, dalam 1 tahun hanya 108 miliar. Tapi honorer cuma dianggap pelengkap kebijakan saja. Lihat aja anggaran DPRD yang nggak ada gunanya.”

Akun lain, Sabun Colek, menyindir keras sistem pendidikan:

“Negara pengen penerus bangsa pintar, tapi guru honorer digaji Rp300 ribu. Hanya di Indonesia ada guru honorer kerja magang setahun, pajak mahal, gaji kecil.”

Komentar-komentar ini menggambarkan betapa dalamnya kekecewaan publik terhadap sistem penggajian guru honorer yang dinilai tidak manusiawi. Hingga kini, belum ada langkah konkret dari pemerintah pusat maupun daerah untuk memperbaiki nasib para pendidik non-ASN ini.

Editor : Mahesa Apriandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut