Gegara Harga Anjlok, Petani Sukabumi Biarkan Tanaman Sawi 30 Hektar Membusuk

Dharmawan Hadi
Para petani membiarkan tanaman sawi caisim membusuk di ladang karena kecewa dengan harga jual di pasaran yang anjok. (Foto: iNews.id/Dharmawan Hadi)

SUKABUMI, iNewsBanten- Petani sayuran di Desa Kebonpedes, Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi, membiarkan tanamanannya membusuk. Mereka tak memanennya lantaran kecewa harga komoditas sayuran ini anjlok di pasaran.  

Kepala Desa Kebonpedes, Dadan Apriandani mengatakan, petani sawi caisim di desanya itu, banyak yang kecewa oleh jatuhnya harga jual  tahun ini.

"Harganya turun jadi Rp200 per kilogram. Sebelumnya Rp4.000 sejak Idul Fitri 2022. Namun, mulai mengalami penurunan sekitar Juni berada di Rp2.000 per kilogram. Nah, sekarang harganya kembali turun hingga mencapai Rp200 per kilogram," ujar Dadan kepada MNC Portal Indonesia, Minggu (24/7/2022).

Penurunan harga sawi caisim ini, sambung Dadan, karena dipengaruhi banyaknya pasokan sayuran dari berbagai daerah. Terlebih lagi, saat ini telah memasuki panen raya. Sehingga, pasokan sayuran jenis sawi caisim tersebut berlimpah di pasaran.

"Kerugian petani dinilai cukup besar, karena biaya panen pun bahkan tidak tertutupi oleh harga jual sawi caisim jika pasar hanya menerima Rp200 per kilogram," ujar Dadan menjelaskan. 

Lebih lanjut Dadan mengatakan, di Desa Kebonpedes ada puluhan hektare sawah yang ditanami sawi caisim. Setiap hektare itu, modalnya bisa mencapai Rp15 juta. 

"Di daerah kami ada sekitar 30 hektare sawah yang ditanami sawi caisim. Para petani semuanya rugi karena tidak bisa menjual hasil panen. Jika modal per hektare mencapai Rp15 juta, untuk 30 hektare lahan, kerugiannya mencapai Rp450 juta," kata Dadan. 

Akibat anjloknya harga sawi caisim ini, ujar Dadan, tidak sedikit para petani kemudian bertindak sendiri, dengan mencabuti tanaman sawi yang tidak dipanen agar bisa segera menanam tanaman lain. Namun, ada juga sebagian petani lainnya membiarkan tanaman sawi caisim membusuk di ladangnya. 

Selain itu, ujar Dadan, para petani sayuran di wilayah Desa Kebonpedes juga mengeluhkan soal mahalnya harga pupuk nonsubsidi. Seperti pupuk Urea dan pupuk NPK dari Rp180.000, sekarang telah mengalami kenaikan menjadi Rp360.000 per 25 kilogram. 

"Harapan petani kepada pemerintah, biar pun harga sawi murah. Namun, mereka meminta diperhatikan soal mendapatkan pupuk subsidi agar bisa dimudahkan dan untuk pupuk nonsubsidi. Tolong para pengusaha tidak semaunya menaikan harga pupuk. Kasihan, para petani menjerit," kata Dadan.

Editor : Mahesa Apriandi

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network