Kolaborasi Stakeholder jadi Kunci Kesuksesan Layanan Angkutan Natal dan Tahun Baru 2023

Mahesa Apriandi
Kolaborasi Stakeholder jadi Kunci Kesuksesan Layanan Angkutan Natal dan Tahun Baru 2023 (ist)

Sementara itu, Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi mengatakan bahwa implementasi tiket elektronik Ferizy terus mengalami perbaikan sejak diterapkan pertama kali pada 1 Mei 2020.

Khusus layanan pembayaran cashless dan dompet elektronik sudah hadir di 40 unit pelabuhan, yang terdiri atas 27 pelabuhan ASDP dan 13 non-ASDP. Masih terdapat lima pelabuhan akan mengimplementasikan cashless sekitar November 2022. Kelimanya adalah Pelabuhan Pagimana, Hunimua, Waipirit, Galala, dan Namlea.

Sampai saat ini, ASDP secara terus menerus melakukan penyempurnaan terhadap e-ticketing system Ferizy sesuai dengan kebutuhan konsumen. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan memastikan pengguna jasa mendapatkan layanan dan experience yang baik dalam menggunakan aplikasi Ferizy.

“Secara keseluruhan, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) siap untuk melaksanakan Kegiatan Posko Angkutan Natal 2022 & Tahun Baru 2023 dengan persiapan di antaranya mulai dari aspek keselamatan, operasional, pelayanan, dan e-ticketing system,” kata Ira.

Khusus di lintasan Merak-Bakuheni, ASDP bersama dengan stakeholder terkait akan meningkatkan koordinasi dan sinergi dengan melakukan strategi di antaranya mengimplementasikan skema delaying system (screening) di lima Rest Area Jalan Tol dan tiga Rumah Makan di Jalur arteri. Selain itu, optimalisasi proses screening, di mana pengguna jasa yang belum bertiket disaring dan diedukasi oleh petugas pelayanan Ferizy di delapan titik buffer zone.

ASDP selalu mendorong pengguna jasa agar melakukan reservasi tiket online jauh hari sebelum melakukan perjalanan. Hal ini untuk mengatur pergerakan kendaraan yang masuk ke dalam pelabuhan di setiap jam merata dan terkendali sesuai dengan kapasitas terpasang (supply) dan alokasi zonasi area siap muat yang tersedia.

Pemerhati Kebijakan Publik Agus Pambagyo mengatakan, harus ada pembagian tugas yang jelas di pelabuhan. "Ini menjadi perhatian karena banyak stakeholder, sehingga perlu kejelasan peran dan kewenangannya mulai dari BPTD, Syahbandar, Dinas Perhubungan Daerah, ASDP, dan Kesehatan Pelabuhan," ujarnya.

Selain itu, operator juga secara masif harus mengedukasi pengguna jasa, dimana layanan angkutan penyeberangan khususnya pembelian tiket digital. "Pembelian tiket ferry secara online adalah hal mutlak. Kita tahu bahwa saat Angleb kemarin pengguna jasa datang di saat belum waktu menyeberang. Ini harus diatur, proses check-in, sehingga tidak ada lagi antrian," ujarnya.

Sebaliknya, akademisi Institut Teknologi Sumatera (ITERA) Ilham Malik menilai kebijakan delay system yang diterapkan pada rest area di jalan tol cukup efektif dalam mengantisipasi kepadatan pelabuhan penyeberangan Merak-Bakauheni. “Pada Nataru nanti, delay system perlu diterapkan tidak di pelabuhan tetapi di rest area,” kata Ilham. 

Editor : Mahesa Apriandi

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network