Pulau Doom di Papua Barat jadi Saksi Sejarah Belanda dan Jepang

Donald Karouw
Sejarah Pulau Doom di Sorong Papua Barat Pernah Jadi Kota Belanda hingga Pertahanan Jepang, Berikut Letak Geografis dan Daya Tarik Sejarah (foto istimewa)

SERANG, iNewsBanten - Pulau Doom  merupakan pulau kecil di Provinsi  Papua Barat Daya. Letaknya berhadapan langsung dengan Kota Sorong atau berjarak 10-15 menit dengan menggunakan perahu mesin.

Pulau ini menjadi saksi sejarah keberadaan  Belanda dan Jepang. Sejak masa pendudukan Belanda tahun 1935, Pulau Doom yang ketika itu bagian dari teritorial Kesultanan Tidore menjadi ibu kota pemerintahan Sorong disebut Onderafdeling.

Saat itu Sorong belum berbentuk kota. Sebab infrastruktur dan aliran listrik lebih dulu tiba di Pulau Doom. Belanda menggunakan diesel sebagai pembangkit listrik di sana dan saat ini masih berfungsi. Karena terlihat lebih gemerlap dari daerah di sekitarnya, masyarakat setempat menjuluki Pulau Doom sebagai 'pulau bintang'.

Letak Geografis

Pulau Doom bagian dari Kota Sorong, Kecamatan atau Distrik Sorong Kepulauan. Jaraknya 10-15 menit perjalanan dengan perahu nelayan dari pelabuhan Sorong.

Bentuk pulaunya tampak dari pelabuhan karena jaraknya hanya 3 kilometer saja. Pulau Doom memiliki fasilitas pendidikan seperti tiga SMP dan satu SMA Negeri.

Luas wilayah pulau ini hanya 5 kilometer persegi. Pulau Doom termasuk padat dan banyak ditinggali para pendatang dari Jawa, Buton, Bugis dan Toraja.

Daya Tarik Sejarah

Daya tarik wisata dari pulau ini berlatar belakang sejarah dan alamnya yang indah. Pulau Doom salah satu destinasi wisata di Kota Sorong, yang ramai dikunjungi wisatawan.

Tidak hanya memiliki pemandangan laut yang indah, tetapi juga dikenal sebagai pulau sejarah karena merupakan bekas pusat pemerintahan Belanda di wilayah Timur Indonesia pada massa perang dunia ke II.

Jepang pun pernah merasakan tinggal di pulau ini. Pada masa Perang Dunia II, penjajah Jepang menjadikan Pulau Doom sebagai basis pertahanan di wilayah perairan Hollandia.

Tentara Jepang banyak membuat gua yang saling tersambung dengan beberapa bungker pertahanan, khas strategi perang Jepang pada masa itu. Bahkan, ada yang bungker yang langsung menghadap ke Bandar Udara Jefman, Sorong di sekitar daerah Tanjung Lampu Jepang.

Bangunan-bangunan di Pulau Doom memiliki arsitektur yang sangat berbeda dengan wilayah Papua lainnya, termasuk Kota Sorong. Rumah masyarakat tradisional pada umumnya berbentuk honai, panggung atau gubuk kayu, sedangkan di Pulau Doom, banyak rumah-rumah khas Belanda dengan konstruksi beton.

Berbagai fasilitas peninggalan seperti gardu listrik, gereja dan gedung serbaguna pun masih berdiri kokoh sehingga menjadi daya tarik bagi wisatawan.

Keberadaaan Belanda dan Jepang ini tentu saja memunculkan sebuah kondisi khusus bagi Pulau Doom di masa sekarang ini.

Hal unik lainnya keberadaan alat transportasi berupa becak yang banyak berlalu-lalang di pulau ini. Hebatnya, becak hanya ada di pulau ini saja dan tidak menyebar hingga ke Kota Sorong.

Hingga saat ini keberadaan Pulau Doom masih dikenal luas. Bahkan, bagi sebagian veteran tentara Belanda yang pernah bertugas di pulau ini, Doom akan selalu menarik untuk dikunjungi.

Banyak sekali wisatawan asing khususnya warga Belanda dan Jepang yang secara tersendiri datang ke Pulau Doom hanya untuk mengenang masa lalu dan berkeliling mengingat nostalgia keberadaan mereka di tempat ini.

Artikel ini sudah tayang di iNews.id 

https://papua.inews.id/berita/sejarah-pulau-doom-di-papua-barat-pernah-jadi-kota-belanda-hingga-pertahanan-jepang

 

 

 

 

 

 

Editor : Mahesa Apriandi

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network