Nantinya, setelah kegiatan ini, akan dipilih anak-anak dengan puisi penampilan terbaik, kemudian akan dikirim ke selebrasi provinsi yang akan dilaksanakan dalam peringatan Bulan Bahasa, di bulan Oktober. Pada selebrasi ini, akan dipertemukan semua perwakilan daerah dengan nilai terbaik. Mulai dari jenjang SMP, SMA hingga Perguruan Tinggi.
Wuri berharap, kegiatan Pembekalan Krida Duta Bahasa dapat memotivasi sekolah lain untuk turut serta di kegiatan yang sifatnya revitalisasi dan perlindingan bahasa daerah. Kemudian, melalui Perda Kebahasaan, pemerintah setempat, dapat melaksanakan kegiatan serupa. Agar kedepannya dapat meningkatkan SDM siswa.
Dalam kaitannya, M. Rois Rinaldi, salah satu pemateri dalam kegiatan ini, menyampaikan bahwa membaca puisi berbahasa daerah itu tidak bisa seperti membaca puisi berbahasa Indonesia. Nadanya harus sesuai dengan nada yang digunakan dalam satu daerah, begitu pun dalam hal puisi berbahasa Sunda.
“Anak-anak pada awalnya terlihat sangat kaget, ketika diperkenalkan bahasa daerah mereka, Bahasa Sunda. Ketika Teh Zaneta, penulis puisi atau penulis sastra Sunda Banten memperkenalkan puisi atau sajak Berbahasa Sunda Banten,” ucapnya.
Menurutnya, dalam suatu bahasa tidak hanya bagaimana diperkenalkan, melainkan bagaimana membentuk lingkungan sosial pengguna Bahasa.
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait