Menurutnya, angka stunting di Kota Cilegon berhasil menurun dari 850 kasus pada Juni 2024 menjadi 818 kasus pada Agustus 2024. Penurunan ini menunjukkan keberhasilan program intervensi kesehatan yang dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia.
“Alhamdulillah, angka stunting di Cilegon menurun. Ini adalah hasil dari tiga kali penimbangan yang kami lakukan sepanjang tahun ini,”ujar drg. Ratih.
Namun, ia juga menekankan bahwa upaya pencegahan stunting tidak bisa hanya dilakukan oleh sektor kesehatan. Dinas Kesehatan hanya berkontribusi dalam 30% intervensi spesifik, sementara 70% intervensi lainnya melibatkan sektor lain, seperti peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang dan penyediaan air bersih.
“Kolaborasi lintas sektor sangat penting untuk mencapai hasil yang lebih maksimal. Lebih dari 60% masyarakat di Cilegon masih belum memahami apa itu stunting, dan banyak bayi yang lahir dengan berat badan rendah atau kurang asupan protein hewani,” pungkasnya.
Dengan kolaborasi kuat antara pemerintah, dinas terkait, dan masyarakat, Pemerintah Kota Cilegon optimistis dapat terus menurunkan angka stunting dan menciptakan generasi sehat di masa depan.
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait