SERANG, iNewsBanten - Seorang oknum kepala desa (kades) di Kabupaten Serang kembali menjadi sorotan setelah diduga terlibat dalam kasus persetubuhan dengan wanita lain yang bukan istrinya. Peristiwa tersebut mencuat setelah laporan masyarakat tersebar luas di media sosial, memicu kemarahan warga setempat.
Informasi yang dihimpun menyebutkan bahwa oknum Kades Kecamatan Kragilan diduga melakukan hubungan intim dengan seorang Wanita di menginap di sebuah hotel berbintang di Kota Serang. Kasus ini tengah menjadi perbincangan hangat, terutama di kalangan warga desa yang merasa tindakan tersebut mencoreng nama baik pemerintah desa. Peristiwa ini terjadi di Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, pada Jumat, 17 Januari 2025.
“Sebagai pemimpin, membuat resah bagi masyarakat. Kami harapkan oknum lengser dari jabatannya dan Pemkab Serang, terutama Pemrov Banten dapat mengambil Tindakan seadil-adilnya ,” Ujar Ade, warga Undar-Andir.
Kasi Pemerintahan Kecamatan Kragilan, Budi, mengatakan membenarkan bahwa laporan dari warga "Saat ini oknum kades bernisial KM yang diduga melakukan perselingkuhan dengan ibu rumah tangga berinisial YL. Kalau benar, tentu ini melanggar etika dan norma sebagai seorang pemimpin." Tegasnya.
Sementara itu, Kanit 3 Reskrim Polsek Kragilan, IPTU Yasir, mengatakan peristiwa yang dilakukan oleh oknum kades berinisial KM ini terjadi pada bulan Oktober 2024 lalu. Atas perbuatannya, KM diamankan oleh pihak Polsek Kragilan untuk menghindari amukan dari warga. Selain KM, temannya berinisial WN juga telah diamankan di Polsek.
"Diketahui, keduanya telah berumah tangga. Suami dari YL bekerja di luar negeri, dan kasus ini telah dilimpahkan ke Polresta Serang," Ucap IPTU Yasir.
Sementara itu, pihak Pemerintah Kabupaten Serang belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden ini. Namun, sejumlah pihak mendesak agar pemerintah segera mengambil tindakan tegas terhadap oknum Kades yang bersangkutan.
Kasus ini menambah daftar panjang perilaku tidak terpuji sejumlah oknum pejabat di tingkat desa yang mencoreng kepercayaan publik. Masyarakat berharap adanya penanganan serius agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait
