Di Balik Gemerlap Alun-Alun Kota Serang, Tersimpan Praktik PSK yang Menggerus Nilai Religius

Esa Budaya
Di Balik Gemerlap Alun-Alun Kota Serang, Tersimpan Praktik PSK yang Menggerus Nilai Religius

SERANG, iNewsBanten - Kota Serang yang selama ini dikenal sebagai kota santri dan simbol religiusitas di Provinsi Banten, kini dihadapkan pada kenyataan yang memprihatinkan. Setiap Sabtu malam, kawasan Alun-Alun yang seharusnya menjadi ruang publik untuk keluarga justru berubah menjadi lokasi aktivitas para wanita malam.

Tim investigasi kami mengamati langsung kondisi di lapangan selama beberapa pekan terakhir. Hasilnya, ditemukan sejumlah perempuan yang diduga pekerja seks komersial (PSK) berkeliaran di sekitar area publik sejak pukul 21.00 hingga dini hari. Mereka tampak berbaur dengan pengunjung alun-alun, namun dengan gestur dan pola interaksi mencolok yang mengundang kecurigaan.

Asep, warga Gang Penerangan yang tinggal tidak jauh dari lokasi, mengaku miris.

“Ini bukan hanya soal ketertiban, tapi soal wajah Kota Serang. Masa kota religius kayak kita dibiarkan begini terus? Ini bisa menurunkan wibawa kita di mata luar,” ujar Asep saat dihubungi Sabtu Malam (17/05/2025).

Keberadaan para PSK ini seakan luput dari pantauan aparat dan pemerintah setempat. Padahal, lokasi mereka beroperasi berada di jantung kota, tidak jauh dari kantor pemerintahan dan tempat ibadah.

Siang hari, Alun-Alun Kota Serang dipenuhi anak-anak, keluarga, dan pelaku UMKM yang menjajakan dagangan. Namun begitu malam menjelang—khususnya pada akhir pekan—nuansa berubah. Tim kami menyamar sebagai pengunjung biasa dan mendapati sejumlah perempuan muda berpakaian mencolok, duduk berkelompok di titik-titik gelap alun-alun, seperti dekat area parkir dan trotoar barat.

Beberapa di antara mereka terlihat berinteraksi singkat dengan pengendara motor yang berhenti, sebelum pergi bersama. Dari pantauan tiga pekan berturut-turut, pola yang sama terus terjadi, dengan lokasi yang nyaris tak berubah.

Salah seorang juru parkir yang enggan disebutkan namanya membenarkan praktik tersebut.

"Udah biasa. Mereka nongkrong tiap malam minggu. Kalau malam biasa juga ada, tapi lebih rame malam Sabtu ke Minggu," ujarnya.

Tim kami berhasil berbincang dengan salah satu wanita malam yang menyamar sebagai penjual minuman botol. Mengaku berasal dari luar kota, perempuan berinisial "L" itu mengatakan ia datang setiap akhir pekan ke Serang karena "penghasilan lumayan."

“Aman di sini, nggak pernah ada razia. Selama nggak ribut, biasanya dibiarkan aja,” ungkapnya.

Ketika ditanya apakah ia tahu bahwa Kota Serang dikenal sebagai kota santri, L menjawab dengan nada datar.

“Justru karena banyak yang enggak nyangka, jadi tempat ini cocok buat mangkal. Enggak kayak tempat hiburan malam, tapi transaksinya jalan.”

Tim kami mencoba menghubungi Satpol PP Kota Serang dan Dinas Sosial, namun hingga laporan ini diterbitkan, belum ada respons resmi. 

Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar: Apakah pemerintah setempat benar-benar tidak tahu, atau sengaja membiarkan?

 

 

Editor : Mahesa Apriandi

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network