Rumah Terseret Arus Sungai Cidurian, Warga Cikande Kabupaten Serang Hidup dalam Ancaman Longsor

Rawi
Rumah Terseret Arus Sungai Cidurian, Warga Cikande Kabupaten Serang Hidup dalam Ancaman Longsor(foto istimewa)

SERANG, iNewsBanten.id — Suara hujan kini menjadi ketakutan tersendiri bagi Fitri (35), warga Desa Koper, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang. Setiap kali langit mendung dan derasnya air mulai mengguyur, rasa was-was langsung menyelimuti dirinya dan keluarga. Bukan tanpa alasan — sejak dua tahun lalu, sebagian rumah warisan orang tuanya amblas terbawa banjir Sungai Cidurian.

Peristiwa tragis itu terjadi saat Sungai Cidurian meluap hebat akibat hujan deras yang mengguyur kawasan hulu. Arus air yang deras menggerus tanah di tepi sungai yang memang labil dan tak memiliki tanggul penahan. Akibatnya, kamar dan dapur rumah Fitri yang berada di bagian belakang langsung ambrol dan hanyut terseret arus.

“Waktu itu air naik cepat, tanah langsung longsor. Dinding kamar dan dapur roboh, semua barang-barang hanyut. Untung saya dan anak-anak sempat lari keluar rumah,” ujar Fitri mengenang kejadian, Selasa (9/6/2025).

Kini, hanya separuh rumah yang tersisa. Itu pun dengan kondisi yang sangat mengkhawatirkan. Bagian pondasi rumah sudah menggantung di ujung jurang, nyaris tanpa penopang. Setiap kali hujan turun, Fitri tak bisa tidur tenang. Ketakutan akan longsor susulan terus membayangi.

“Pondasi rumah sudah nggantung, sedikit lagi bisa jatuh. Kalau sungai meluap lagi, habis semuanya,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

Yang lebih memilukan, Fitri dan keluarga tak punya pilihan untuk pindah atau mengungsi. Rumah yang ditinggali sekarang adalah warisan orang tua satu-satunya. Tak ada tempat lain, tak ada kemampuan untuk membangun baru.

“Kami tinggal di sini karena nggak ada pilihan. Ini satu-satunya yang kami punya. Tapi tiap malam tidur dengan rasa takut,” katanya lirih.

Fitri bukan satu-satunya korban. Sejumlah rumah lain di sepanjang bantaran Sungai Cidurian juga terancam nasib serupa. Puluhan rumah berdiri dalam jarak belasan meter dari aliran sungai yang tak berpagar. Tanah yang mudah longsor serta minimnya infrastruktur pelindung membuat wilayah tersebut rentan bencana.

“Kalau tidak segera dibuat tanggul atau pengaman, rumah-rumah warga bisa ikut hanyut kalau banjir besar datang lagi,” kata salah satu warga setempat yang enggan disebutkan namanya.

Fitri kini hanya bisa berharap ada perhatian dari pemerintah. Ia mengajukan permohonan bantuan untuk pembangunan kembali rumahnya yang rusak parah, serta pembangunan tanggul penahan sungai agar keselamatan warga di bantaran Cidurian bisa terjamin.

“Kami mohon pemerintah jangan tutup mata. Bangunkan rumah kami yang sudah hanyut, dan buat tanggul supaya warga di sini nggak hidup dalam ketakutan terus,” harapnya.

Fenomena ini menjadi peringatan akan pentingnya mitigasi bencana berbasis wilayah aliran sungai. Tanpa upaya sistematis dari pemerintah daerah maupun pusat, ancaman longsor dan banjir akan terus menghantui ribuan warga yang tinggal di sepanjang Sungai Cidurian.

Editor : Mahesa Apriandi

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network