Gerakan ini lahir dari gagasan bahwa pertanian bukan lagi pekerjaan alternatif, melainkan sektor strategis yang harus digarap serius. Lewat pendekatan berbasis data, edukasi, dan teknologi, ia menargetkan peningkatan hasil panen dua kali lipat.
“Dulu hanya 4–5 ton per hektare, kita dorong jadi 9–10 ton. Kalau hasil naik, petani akan lebih semangat dan sejahtera,” ujarnya.
Abah Sahruji juga menyebut pertanian sebagai solusi pengangguran muda di Cilegon. “Kalau dikelola dengan benar, penghasilan petani tidak kalah dengan buruh industri,” tegasnya.
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait
